Bukannya tidak percaya pada orang lain. Dua ratus delapan puluh juta manusia Indonesia, mosok tak satu pun yang benar sih... Kalau aksi tolak ahok, jegal Ahok dalam memimpin otorita di Ibukota Negara Baru masih menjadi issu besar. Mengapa tidak memikirkan siapa kandidat yang sepadan, yang mampu dengan tegas meyakinkan bangsa ini akan terhindar dari korupsi.
Nyatanya ketika menjabat sebagai komisaris pertamina banyak pembenahan yang telah dilakukannya. Padahal sebelumnya tempat ini menjadi ladang basah bagi para koruptor memperkaya diri.Â
Tetap saja, tak ada gading yang tak retak. Setiap orang pasti punya kekurangan. Siapa pun dia. Termasuk Ahok dan putra terbaik bangsa ini.
Jangan sampai Jokowi seperti memakan buah simalakama, mau menempatkan orang lain khawatir mega proyek Ibukota Negara Baru menjadi sarang koruptor baru. Sementara menempatkan Ahok mendatangkan gejolak politik yang lain lagi. Masalah baru juga.
Kita semua pasti tak ingin ibukota baru dibangun asal jadi. Kita ingin ibukota baru menjadi kebanggan negeri ini. Jadi apa salahnya kalau ada orang yang mampu terang-terangan menentang korupsi dan ketegasan itu telah terbukti ketika memimpin Jakarta diberikan kesempatan. Sekian.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI