Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Hybrid Skill" dan Perubahan Kurikulum

2 Maret 2020   17:10 Diperbarui: 2 Maret 2020   18:07 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
InaKoran Revolusi Industri 4.0 Picu PHK Besar-besaran

Padahal era revolusi dari Industri 4.0 membuat teknologi digital bertumbuh pesat dan menciptakan kebutuhan untuk pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian di bidang IT.

Seperti disampaikan Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo (Jatim.indtime.com), meminta agar para guru dan dosen menciptakan metode pembelajaran baru. Hal ini bertujuan untuk mengejar kebutuhan di era digital yang semakin maju. Jokowi juga menyebutkan kemampuan baru yang harus dimiliki oleh anak didik yaitu hybrid skill.

Jokowi menyampaikan pesannya kepada para guru dan dosen saat menghadiri pengukuhan Guru Besar Kiai Asep Syaifuddin Chalim di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (29/2). Kesempatan itu juga dihadiri para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). (Jatim.indtime.com, 29/2/2020)

Hybrid Skill, seperti apa sih? 

Kompetensi hybrid yang dimaksud adalah kemampun teknis yang berkaitan erat dengan teknologi. Terutama komputerisasi dan digital.

Kemampuan teknis tak akan dapat diterima simsalabim. Diperlukan perangkat lunak yang menyertainya. Dan untuk peserta didik sebelumnya harus diawali dari guru sebagai ujung tombaknya. Begitu guru gagap digital, maka peserta didik pun terimbas.

Disamping kompetensi teknis yang dimaksud dalam hybrid skill maka kompetensi sosial yang perlu dikembangkan oleh peserta didik dengan cara keunggulan di bidang keriwausahaan. Peserta didik dibekali sedini mungkin tentang perlunya mandiri. Mampu bersaing secara sehat. Dan lagi-lagi pembelajaran kewirausahaan dimulai dari guru.

Jadi kunci agar para guru dan dosen menciptakan metode pembelajaran baru dan mengacu pada hybrid skill yang digadang akan mampu menciptakan lulusan yang mampu bersaing di era revolusi dari Industri 4.0 adalah perubahan kurikulum 13. Sudah selayaknya kementrian pendidikan melakukan penyempurnaan kur 13 kalau memungkinkan rombak total kur 13 yang ada.

Mengingat pada kur 13 tidak ada lagi mata pelajaran TIK bagi peserta didik. Yang ada adalah bimbingan personal dari guru TIK kepada guru dan peserta didik. Kondisi ini tidak menjamin keberlangsungan pembelajaran dan oengenalan TIK berjalan.

Tak sedikit di lapangan para guru TIK mengajar pada mata pelajaran lain. Sebagian ada yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan sekolah yang belum menunjang adanya pemberdayaan digitalisasi baik pada guru maupun peserta didik.

Sehingga agar hybrid skill yang dicanangkan pak Jokowi dapat terlaksana salah satu kuncinya adalah perombakan kur 13. Pemberdayaan komputer yang digunakan ketika UNBK dikembalikan kepada guru TIK dengan segala eksesnya untuk membantu peserta didik mengenal dan mendalami TIK sesuai dengan jenjang pendidikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun