Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seks yang Salah, Bahkan Berendam di Kolam pun Bisa Hamil

23 Februari 2020   12:20 Diperbarui: 24 Februari 2020   07:36 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dictio.id | Mungkinkah Wanita Bisa Hamil karena Berenang?


Berendam di kolam bisa hamil? Mitos atau nyata?

Inilah jawabannya. Supaya ketika ada yang bertanya tak memberikan jawaban ngelantur dengan mitos nenek moyang. 

Berapa Lama Sperma Mampu Hidup di Luar Tubuh Setelah Ejakulasi?

Dr Damar Upahita menjawab: Lama sperma hidup di luar tubuh sekitar 20-60 menit. Ini menandakan bahwa sperma mampu hidup dan bertahan di mana saja selama durasi waktu tersebut. Hal tersebut membuat sperma menjadi tidak berguna lagi ketika air mani sudah mengering setelah ejakulasi. Lama sperma hidup juga tergantung pada cahaya, udara, faktor lingkungan, dan seberapa cepat sperma mengering. (Hellosehat.com)

Bisakah hamil jika seorang pria berejakulasi di bak mandi kolam renang?

Inilah jawaban dr. Damar Upahita: Sangat tidak mungkin bahwa kehamilan akan terjadi jika sperma harus melakukan perjalanan melalui air ke tubuh wanita. Dalam bak mandi air panas, suhu air atau bahan kimia akan membunuh sperma dalam hitungan detik.

Dalam bak mandi berisi air hangat biasa, sperma bisa hidup hingga beberapa menit. Namun, kemungkinan sperma dalam bak air akan menemukan jalan mereka di dalam tubuh wanita dan menyebabkan dia hamil sangat rendah. (Hellosehat.com)

Kalau kemudian Komisioner KPAI, Sitti Hikmawatty, dalam sebuah pemberitaan mengingatkan wanita untuk berhati-hati berenang di kolam renang umum bersama laki-laki. Ia menyebutkan hal itu bisa saja membuat wanita hamil, pembelajaran seksnya dahulu lewat siapa?

Sitti Hikmawatty La hir di Cimahi, Oktober 1970. Hikma adalah anggota KPAI Periode 2017-2022 yang terpilih mewakili unsur Dunia Usaha, saat ini dipercaya menjadi Komisioner Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif ini entah ketika menyampaikan pendapat itu untuk anak perempuannya atau untuk publik? Atas nama pribadi atau KPAI?

Kesulitan memberikan pendidikan seks kepada anak gadis memang dirasa sangat berat. Baik oleh ibu apalagi bapak. Pendekatan dan bahasa yang sesuai, santun dan tidak vulgar untuk dicerna oleh anak memang diperlukan kehati-hatian. Tidak membekali anak perempuan dengan pendidikan seks yang benar juga salah.

Akhirnya jalan pintas pun ditempuh. Pokoknya hati-hati saja. Apa yang terucap?

"Jangan dekat dengan laki-laki sebelum menikah. Jangan berpegangan tangan. Nanti kamu bisa hamil."
"Jangan berciuman. Nanti kamu bisa hamil."
"Jangan mandi di kolam renang umum, nanti kamu bisa hamil."

Dan seabreg larangan lain yang dikaitkan tentang kehamilan. Seperti boleh dan sah-sah saja memberikan larangan begitu kepada anak perempuan kita. Memberika wejangan seperti bisa diterima anak perempuan ketika zaman informasi belum ada. Anak perempuan hanya dapat informasi dadi orang tua, teman-teman dekatnya dan guru di sekolah.

Pendidikan seks memang masih menjadi polemik ketika diajarkan di sekolah. Bahasa yang digunakan mesti bahasa yang pas. Demikian juga pengenalan organ intim pada peserta didik. Harus diajarkan seraca terpisah antara peserta didik laki-laki dan perempuan. Bagaimana proses sehingga terjadinya kehamilan, hubungan intim yang terlarag sebelum pernikahan dan seterusnya.

Ketika arus informasi sudah sedemikian lebar seperti sekarang ini, apabila anak remaja tidak dibekali oleh pendidkan seks yang benar akhirnya memancing mereka untuk mencari informasi sendiri. Bahayanya bukan informasi tentang bagaimana proses kehamilan terjadi malahan yang ditemukan adalah adegan hot hubungan badan.

Bagi siapa saja, mereka yang melihat adegan hot hubungan badan pasti akan terangsang. Apalagi remaja. Akhirnya malah ingin tahu rasanya dan mencoba-coba. Sementara mereka tidak tahu, kalau sekali saja hubungan badan terjadi mampu mengakibatkan kehamilan.

Jadi sebaiknya bagaimana?

Tetap saja keluarga adalah pembelajar terbaik. Ayah, ibu dan saudara jadi tempat bertanya. Tempan berbagi informasi. Apalagi hal-hal yang sifatnya privat, seperti pendidikan seks untuk remaja.

Sebagai orang tua wajib hukumnya tahu dan mampu memberikan pengetahuan dasar kepada putra putrinya tentang pendidikan seks. Tentunya menggunakan bahasa yang dapat dicerna oleh anak remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun