Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keributan dalam Kelas padahal Gurunya Ada, Mengapa?

15 Februari 2020   13:11 Diperbarui: 15 Februari 2020   22:50 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran langsung, di mana guru menjadi pusat interaksi tak semuanya salah. Masih banyak kelebihannya. Demikian juga pembelajaran tidak langsung, seperti pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berbasis. Termasuk pembelajaran berbasis masalah, inkuiri, dan discovery, juga tak semuanya berdampak baik pada siswa. Pasti terdapat kekurangan di sana sini.

Dari segi interaksi dan komunikasi yang dibangun oleh peserta didik memang sangat berarti. Peserta didik jadi percaya diri, mampu menghargai pendapat orang lain, mampu memberikan alasan atas beberapa perbedaan ketika terjadi diskusi. Atau ketika presentasi hasil pekerjaannya di depan kelas, peserta didik mampu mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.

Namun dari sisi jumlah materi pelajaran yang dipelajari akan banyak yang ketinggalan. Tak semudah seperti pelajaran dalam bentuk ceramah. menghapal, dan mengerjakan latihan. Daya serap terhadap materi pelajaran memang mampu mengejar target kurikulum dengan baik. Akan tetapi dari segi interaksi siswa dengan teman se kelasnya menjadi kurang.

Oleh karena itu orang tua juga perlu tahu, bahwa model pembelajaran yang sekarang sedan dilalsanakan pada kurikulum yang ada adalah mengedepankan interaksi siswa. Kegiatan belajar siswa dipantau dengan cermat dan teliti oleh guru. Kelemahan-kelemahan apa yang masih kurang akan segera diperbaiki oleh guru.

Jadi jangan khawatir anaknya berteriak-teriak ketika di dalam kelas. Apa pun yang dilakukan peserta didik dalam kelas, selama dalam pengawasan dan pantauan guru pada saat PBM berlangsung sudah dicermati dan diprogram sedemikian rupa.

Peserta didik juga diberi kesempatan berkolaborasi dengan teman-temannya untuk beinteraksi sebaik mungkin. Dengan begitu maka sosialisasi peswrta didik ketika di dalam kelaa terjadi dengan baik.

Keuntungan yang tampak nyata pada pembelajaran berkelompok adalah peserta didik mandiri, punya inisiatif, mampu bertanggung jawab, saling mengajarkan (tutor sebaya), menghargai perbedaan, dan mengjormati pendapat teman lainnya.

Bagiaman pun setiap model pembelajaran yang diterapkan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dengan Merdeka Belajar yang sekarang lagi gencar-gencarnya dimasyarakatkan pada lingkungan kelas memungkinkan guru untuk berinovasi dan berkreasi mengurangi dampak pembelajaran berkelompok.

Jadi kalau Bapak/Ibu sedan duduk manis menunggu anaknya belajar dalam kelas pura-pura saja tak mendengar. Mending buka WA ngerumpi saja. Kalau bosan, dengarkan lagu di youtube saja. Tak usah pedulikan suasana kelas yang riuh. Tenang saja, anak anda sedang belajar mengembangkan dirinya.

Kalau khawatir terjadi apa-apa dengan keselamatan anak anda. Sudah, masuk kelas saja, dan tarik pulang anak anda. Ajari sendiri di rumah. Kira-kira bisa tidak? Kalau tak bisa, tak usah protes pada gurunya. Ha ha ha.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun