Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gemar Menularkan Keterampilan, Andakah Salah Satunya?

4 Februari 2020   10:01 Diperbarui: 4 Februari 2020   10:12 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ISLAM KAFAH | Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah, Siapakah ...

Mungkin saja karena takut tersaingi. Atau takut keterampilan yang kita miliki dimodifikasi oleh orang lain dan menjadi lebih baik dari keterampilan kita. Apa pun alasannya tetap saja takut tersaingi itulah yang menjadikannya malas berbagi.

Bobby S Laluyan, Direksi  Astra Group-Triputra Group-Indomobil Group-Rumah Perubahan, mengatakan, "Ketika saya memilih profesi sebagai coach-trainer-mind therapist, banyak yang bilang saya orang gila karena meninggalkan posisi saya yang sudah nyaman di kantor. Namun, kerinduan dan kesenangan untuk berbagi membuat saya makin kokoh pada pilihan ini."

Seorang yang sudah berhasil sampai pada jenjang tertinggi sebuah jabatan, ketika merasa terpanggil untuk berbagi keterampilan bahkan posisi nyaman di kantornya ditinggalkan. Apalagi kita yang belum ada apa-apa dibandingkan Bobby S Laluyan, bagaimana keinginan berbagi keteramplilan masih enggan dilakukan?

Oleh karena itu ketika menerima keterampilan setelah orang lain mengajarkan dan melatih keterampilan yang kita dapat dengan gratis, salah satu bentuk terima kasih yang layak diberikan adalah dengan semangat berbagi keterampilan pada orang lain.

Mereka tak berharap materi atas keterampilan yang telah dibagikan. Yang diharapkan oleh seseorang yang membagi keterampilan pada orang lain secara cuma-cuma, harapannya hanya satu yaitu keterampilan tersebut disebarluaskan dan dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan.

Semangat berbagi memang sulit dilakukan oleh orang yang takut tersaingi. Jika tak ingin kalah bersaing maka paculah diri semaksimal mungkin untuk meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki. Menjadikan keterampilan yang dimiliki terdepan dari yang lainnya. Kemudian berbagi pada rekan dan orang-orang yang membutuhkan.

Kalau hal tersebut terbiasa kita lakukan, niscaya kebahagian tersendiri akan kita dapati atas keterampilan yang telah kita miliki. Kemudian melihat orang lain berhasil karena keterampilan yang telah kita bagikan.

Sekarang anda termasuk yang mana? Enggan berbagi keterampilan karena takut tersaingi? Kalau itu yang anda lakukan, maka malulah pada orang yang pernah berbagi keterampilan kepada anda.

Semoga semangat berbagi menggelora dalam hati kita. Amal ibadah kita akan jadi amal jariah dan akan mengalir tak akan putus-putusnya.

bacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun