Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pergantian Waktu

31 Desember 2019   17:39 Diperbarui: 31 Desember 2019   17:46 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian Waktu

Ketika jarum jam berputar tak seperti biasanya,
harusnya kita layak bertanya: ada apa dengan waktu?
Harusnya 60 detik disebut 1 menit,
60 menit sama dengan satu jam,
dan 24 jam adalah satu hari satu malam,
jarum jam bergerak sesuai iramanya,
tapi mengapa dalam 24 jam kita tak melakukan pergerakan?

Bukankah jarum jam berputar melingkar secara periodik,
namun kita justru mengikutinya?
Dan, mengapa 24 jam kita hanya begini-begini saja,
mengurus diri sendiri saja tak kuasa?
Sementara 24 jam bagi direktur,
mereka mampu mengurus perusahaan raksasa,
menjadi penguasa dengan jutaan pengikutnya.

Bukankah waktu yang diberikan sama?
Waktu berlalu, sementara kita asyik di hadapan gawai dan tertawa-tawa,
24 jam terlewat tak terasa.
Bukankah mata kita telah lelah mengamati layar bercahaya?

Yang jelas,
jarum jam akan berputar,
ia tak peduli sekitar,
kompaktor stum menggilas rata waktu hilang sia-sia.

Tanpa kita sadari, mata mulai lelah dan rabun, rambut mulai beruban, dan gigi tanggal satu persatu.

Waktu, kita tidak sedang mengutuk waktu.
Kita tidak sedang mengutuk pengusaha dan penguasa.
Kita tidak sedang mengutuk layar gawai.

Sebentar lagi, kita akan dikutuk oleh waktu,
berlari sangat laju kemudian mengusung kita pada keranda waktu yang tak memiliki hitungan tertentu.

Tanah Bumbu, 31 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun