Mohon tunggu...
Rooy Salamony
Rooy Salamony Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya pelayan masyarakat rooy-salamony.blogg.spot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera

25 Maret 2017   16:46 Diperbarui: 25 Maret 2017   16:52 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ili menunduk. Wajahnya terarah pada gambar segi empat yang baru selesai dibuatnya. Hatinya riang. Sekarang ia dapat menjelaskan secara mudah hal rumit yang selalu ditanyakan Iin saat mereka duduk berdiskusi. Ili menggambar dua garis lurus lagi untuk membagi gambar segi empat itu atas tiga bagian, tepatnya tiga susunan. Bagian paling atas dia beri nama masyarakat atas. Bagian tengah ia beri nama masyarakat menengah. Bagian paling bawah ia beri nama masyarakat bawah.

"Iin.....ayo, kesini, "panggil Ili pada sang kekasih yang sejak tadi sibuk memindahkan chanel TV.

"Ada apa to?, " Iin mendekat.

"Ini lho....daripada kamui sibuk nonton kemacetan akibat libur panjang....aku terangkan konsep dasarnya, "suara Ili mantap.

"Konsep dasar.....Ala....kamu itu lho.....sok hebat aja. Konsep. Konsep apa to?," Iin tertawa mendekat.

Ili tersenyum ke arah sang kekasih. Diangkatnya gambar segi empat bersusun tiga itu. 'Nih....lihat."

Ili menaruh kembali gambar tersebut di atas meja dan menarik satu garis diagonal yang memotong bidang ketiga segi empat itu. Garis itu melintang dari pojok kanan atas segi empat ke pojok kiri bawah segi empat. Ia lalu menulis dengan spidol berwarna merah. Adil, adalah kata yang ditulis di dasar kotak. Makmur adalah kata kedua yang tertulis di tengah kotak. Sejahtera adalah kata yang tertulis di bagian puncak kotak."

Iin memandang Ili penuh kaguim. "Eh.....hebat. Aku paham maksudmu. Tapi kamu bisa mengatakannya agar aku mengkonfirmasi pemahamanku pada gambarmu."

Ili mengangkat kertas. Penuh semangat. Ia mulai menerangkan dengan suara penuh keyakinan. " Ini gambar diagaram kebijakan negara. Ketiga susunan tingkatan segi empat ini menggambarkan tiga lapisan sosial Indonesia. Lapisan sosial bawah. Lapisan sosial tengah. Dan lapisan sosial Atas."

"Kamu menulisnya masyarakat, bukan lapisan sosial, "Iin menyanggah.

"Sama saja," Ili bertahan.

"Oke. Lanjutkan,"Iin menantang.

"Ini garis diagonal kebijakan....titik sejahtera ada di kanan atas, titik makmur ditengah, titik adil paling bawah, "Ili melanjutkan. "Pembangunan bagi lapisan sosial bawah atau masyarakat bawah adalah pembangunan berwawasan keadilan. Bagi masyarakat menengah yang mereka butuhkan adalah pembangunan kemakmuran. Sementara bagi masyarakat atas yang dibutuhkan adalah pembangunan kesejahteraan."

"Contohnya?," tanya Iin.

"Kalau kamu jadi kepala daerah, kebijakan untuk masyarakat kelas bawah adalah berikan hak-hak mereka secara adil. Mereka gak nuntut rumah mewah dan mobil baru. Mereka butuh rumah layak huni dan transportasi murah. Jadi berikan hak mereka secara adil."

"Setuju. Kalau untuk masyarakat menengah?'

"Masyarakat kelas menengah membutuhkan keamanan atas milik mereka. Itu kebutuhan kemakmuran. Mereka ingin pekerjaan mereka aman. Mereka ingin hobi mereka tersalurkan. Mereka ingin suara mereka didengar. Jadi gak perlu menyediakan segala sesuatu untuk mereka. Mereka bukan anak kecil dan tidak suka diperlakukan seperti anak kecil. Kebutuhan kemakmuran adalah keajegan dan akses. Berikan pada kelas menengah kepastian bahwa mereka akan terus dapat menikmati keadaan sembari memiliki akses kemana saja.

"Oke. Sepakat. Terakhir?"

"Masyarakat kelas atas tidak butuh kedua hal di atas. Mereka tidak butuh keadilan, karena mereka hidup diseberang keadilan. Keadilan dunia adalah bahwa kelas atas selalu ada bahkan dalam masyarakat paling kuno sekalipun. Mereka tidak butuh keajegan karena keajegan kurang merangsang mereka untuk menjadi semakin kaya. Mereka juga tidak butuh akses karena merekalah akses itu sendiri. Kebutuhan mereka dalam rumah kesejahteraan adalah hidangan kebebasan. Jadi berikan pada mereka kebebasan. Karena hal paling berharga dalam hidup mereka adalah kebebasan," Ili menutup penjelasan dengan senyum gembira.

Iin memandang kekasihnya dengan rasa tidak percaya. "Kalau nasib kita yang belum tentu akhir kisahnya cintanya ini....butuh kebijakan yang mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun