"Oke. Lanjutkan,"Iin menantang.
"Ini garis diagonal kebijakan....titik sejahtera ada di kanan atas, titik makmur ditengah, titik adil paling bawah, "Ili melanjutkan. "Pembangunan bagi lapisan sosial bawah atau masyarakat bawah adalah pembangunan berwawasan keadilan. Bagi masyarakat menengah yang mereka butuhkan adalah pembangunan kemakmuran. Sementara bagi masyarakat atas yang dibutuhkan adalah pembangunan kesejahteraan."
"Contohnya?," tanya Iin.
"Kalau kamu jadi kepala daerah, kebijakan untuk masyarakat kelas bawah adalah berikan hak-hak mereka secara adil. Mereka gak nuntut rumah mewah dan mobil baru. Mereka butuh rumah layak huni dan transportasi murah. Jadi berikan hak mereka secara adil."
"Setuju. Kalau untuk masyarakat menengah?'
"Masyarakat kelas menengah membutuhkan keamanan atas milik mereka. Itu kebutuhan kemakmuran. Mereka ingin pekerjaan mereka aman. Mereka ingin hobi mereka tersalurkan. Mereka ingin suara mereka didengar. Jadi gak perlu menyediakan segala sesuatu untuk mereka. Mereka bukan anak kecil dan tidak suka diperlakukan seperti anak kecil. Kebutuhan kemakmuran adalah keajegan dan akses. Berikan pada kelas menengah kepastian bahwa mereka akan terus dapat menikmati keadaan sembari memiliki akses kemana saja.
"Oke. Sepakat. Terakhir?"
"Masyarakat kelas atas tidak butuh kedua hal di atas. Mereka tidak butuh keadilan, karena mereka hidup diseberang keadilan. Keadilan dunia adalah bahwa kelas atas selalu ada bahkan dalam masyarakat paling kuno sekalipun. Mereka tidak butuh keajegan karena keajegan kurang merangsang mereka untuk menjadi semakin kaya. Mereka juga tidak butuh akses karena merekalah akses itu sendiri. Kebutuhan mereka dalam rumah kesejahteraan adalah hidangan kebebasan. Jadi berikan pada mereka kebebasan. Karena hal paling berharga dalam hidup mereka adalah kebebasan," Ili menutup penjelasan dengan senyum gembira.
Iin memandang kekasihnya dengan rasa tidak percaya. "Kalau nasib kita yang belum tentu akhir kisahnya cintanya ini....butuh kebijakan yang mana?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H