Mohon tunggu...
Rooy Salamony
Rooy Salamony Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya pelayan masyarakat rooy-salamony.blogg.spot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Hal yang Dibutuhkan Presiden RI

22 Mei 2014   13:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia lima hingga sepuluh tahun ke depan adalah dunia yang meruntuhkan sekat-sekat negara demi perdagangan internasional. Akan ada pergerakan uang, barang dan manusia antar negara yang terjadi secara cepat dan masif. Karena itu, pembangunan ekonomi lokal serta kebijakan keuangan yang memungkinkan tumbuhnya kekuatan lokal menjadi agenda presiden 2014. Tidak akan ada negara yang berperan dalam perdagangan internasional tanpa membangun kekuatan ekonomi lokal.

Presiden yang dibutuhkan adalah dia yang diterima dalam pergaulan dunia seraya membangun kekuatan ekonomi Indonesia. Pembangunan ekonomi Indonesia tidak sama dengan ide seorang psikopat yang berniat mengambil alih semua perusahan asing di Indonesia. Pembangunan ekonomi Indonesia adalah memberikan kesempatan usaha, memberikan kemudahan kredit, dan membuka pasar yang luas bagi produksi dalam negeri.

Simpulan akhir dan harapan kesembuhan total

Akhir kata, presiden Indonesia 2014 adalah dia yang memenuhi tiga syarat. Pertama, mampu mengembalikan identitas Indonesia. Kedua, mampu memberantas korupsi dan kemiskinan. Ketiga, mampu menjalin hubungan baik dengan negara lain.

Satu lagi harapan saya pribadi yang saya susupkan disini, presiden Indonesia hendaknya ia yang dapat menyembuhkan total penyakit bawaan generasi lalu. Penyakit itu bernama dendam. Dendam yang berasal dari sejarah revolusi yang membara dalam tiupan kebencian. Dendam yang bermula dari peristiwa PKI 1965 dan membekas hingga kini.

Saya berharap, presiden Indonesia 2014 adalah dia yang dapat mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik di tahun 1965, lalu mendamaikan mereka secara arif dan bijaksana. Indonesia baru adalah Indonesia yang damai. Indonesia yang tidak lagi menyimpan dendam, tetapi saling memaafkan, untuk selanjutnya saling mendukung demi negeri tercinta ini.

Selamat memilih presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun