Pertemuan dua raksasa Eropa yang sama-sama peraih titel juara dunia, Perancis dan Jerman, adalah laga paling panas di babak perempat final. Dibandingkan tuan rumah Brazil yang "hanya" berhadapan dengan Kolombia, tim ayam jantan harus meladeni tim spesialis turnamen, Jerman.
Pasukan Didier Deschamps datang ke piala dunia 2014 Brazil dengan amunisi penuh. Bermodal pemain terbaik Eropa, Frank Ribery, dan dua punggawa peraih trophy liga champions Eropa musim ini, Karim Benzema dan Raphael Verane, Perancis melakoni hasil sempurna sepanjang babak penyisihan group. Perancis menjadi satu dari dua tim peraih nilai 9 dari 3 laga group. Dibabak 16 besar, Perancis meruntuhkan raksasa Afrika, Nigeria dengan skor telak 2-0. Layak jika legenda hiidup sepakbola Perancis, Thiery Henry berujar: "generasi ini layak mengangkat trophy piala dunia.
Capaian Sejarah Piala Dunia Perancis
Perancis adalah peraih mahkota piala dunia 1998, saat piala dunia di helat di negeri mereka. Di partai final, Didier Deschamp dan rekan-rekan menghancurkan Brazil yang sedang bertahta di puncak sepakbola dunia 3-0 tanpa balas. Itu adalah kemenangan piala dunia perdana Perancis.
Pada tahun 2006, Perancis nyaris kembali meraih piala dunia, andai saja Marco Materazzi tidak memprovokasi Zenedine Zidan di ujung tambahan waktu. Akibat provokasi Materazzi, Zidane menanduk dada bek Italia itu dan diusir wasit dengan kartu merah. Kerugian buat kubu Perancis saat bermain dengan 10 pemain karena pertahanan Italia tidak goyah meski digedor dari segala sisi.
Disaat adu penalti, Perancis harus mengakui kehebatan penjaga gawang Italia Gianlugi Buffon yang sukses menahan penendang-penendang Perancis. Italia menjuarai piala dunia 2006. Perancis dan Zidane meradang. Hingga kini, penyebab tandukan Zidane pada Materazi masih misteri. Tetapi banyak kalangan percaya, Zidane memberitahu Beckenbauer selaku ketua pelaksana piala dunia Jerman, alasan dibalik aksi tandukannya. Empat tahun kemudian, baik Perancis maupun Italia, gagal total saat piala dunia dihelat di Afrika Selatan.
Piala Dunia Memihak Jerman
Secara head to head, Perancis dan Jerman telah bertemu 25 kali. Perancis menang 11 kali,imbang 5 kali dan kalah 9 kali. Tetapi jika statistik itu dipindahkan ke turnamen piala dunia, maka Perancis tertinggal selangkah di belakang Jerman, lawan yang akan dihadapi mereka pada laga besok Jumat.
Perancis telah bertemu Jerman 3 kali di piala dunia. Pada 28 Juni 1958, Perancis menang 6-3 atas Jerman saat laga piala dunia digelar di Swedia. Pada 8 Juli 1982, pertandingan kedua tim berakhir imbang 3-3, dan Jerman menang dalam drama adu penalti 5-3. Selanjutnya pada 25 Juni 1986, saat semi final piala dunia Mexico, kembali Perancis takluk 0-2 atas Jerman.
Pada sisi lain, prestasi Jerman di piala dunia membuat Perancis terlihat inferior. Jerman memenangkan 3 piala dunia pada tahun 1954, 1974, dan 1990. Kemudian menjadi runer up 4 kali pada tahun 1966, 1982, 1986, dan 2002. Lalu menjadi 3 kali peringkat ketiga pada tahun 1970, 2006, dan 2010.
Melihat capaian Jerman, Paul Pogba, pencetak satu gol Perancis saat menghadapai Nigeria berujar: "Tidak ada alasan bagi kami untuk takut kepada Jerman. Ucapan Pul Pogba diamini mantan bintang Jerman pada piala dunia 1990, Andreas Brehme. "Jerman harus mengeluarkan 100 persen kemampuan mereka saat menghadapi Perancis,"ujar Breehme.
Pengalaman dan Tantangan Alam
Perbedaan paling mencolok antara kedua tim terletak pada pelatih. Joachim Low telah ada di tim Jerman sejak tahun 2006, saat Jerman dilatih Jurgen Klinsmann. Low mengambil jabatan pelatih kepala saat Klinsmann mundur selepas piala dunia. Sementara Deschamps baru menangani Perancis saat tim ayam jantan gagal total di piala Eropa dua tahun silam.
Bersama Low ada sejumlah pemain yang telah ada dalam tubuh tim Jerman sejak 2006. Mereka adalah kapten tim Philipp Lahm, wakil kapten Bastian Schweinsteiger, Per Metezacker, Lukas Podolski, serta Miroslav Klose. Para pemain ini selalu memainkan peran kunci saat Jerman menghadapi kesulitan membongkar pertahanan lawan. Sebuat saja peran Schweinsteiger dan Klose saat laga kontra Ghana di penyisihan.
Sebaliknya, skuad Perancis dihhuni oleh para pemain muda berbakat. Selain Patrick Evra sebagai pemain senior, Perancis membawa talenta luar biasa dalam diri Frank Ribery. Pemain Bayern Munchen ini adalah tipikal pemain cerdas dan berdaya juang tinggi. Keunggulan tehnik Ribery dan pengalaman Evra akan membantu para pemain muda lain seperti Oliver Giroud, Paul Pogba, dan Antoine Griezmann.
Jika pertanyaan akhir adalah siapa pemenang partai perempat final antara Perancis dan Jerman? Maka jawabannya hampir pasti Jerman. Selain karena sejarah di piala dunia, urutan peringkat FIFA, dan kualitas tim, suhu udara yang panas akan menjadi penentu dari laga kedua tim. Dalam hal tantangan alam, Jerman selalu lebih unggul dari Perancis. Kecuali piala dunia Amerika 1994, Jerman selalu melangkah jauh saat piala dunia digelar di luar Eropa. Jerman mencapai final piala dunia Mexico 1986. Jerman mencapai final piala dunia Asia 2002. Terakhir Jerman mencapai semi final piala dunia Afrika Selatan 2010.
Cuaca dan alam adalah musuh utama kedua tim. Dalam hal tekanan alam, tehnik bukan menjadi yang utama. Keutamaan dalam alam ganas adalah faktor fisik. Pada sisi itu, Perancis dan Jerman berbeda seperti langit dan bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H