Selepas KOM saya benar benar berjuang dengan power, otak dan semangat. Jalan raya Ciamis yang naik turun adalah faktor determinan.
Bingung harus menggunakan setelah gear yang mana. Sebentar menanjak, lalu tiba tiba menurun meliuk. Kemudian menanjak lagi. Sekarang hanya rimbun pepohonan dan segar udara yang membuat saya bertahan.
Feeding zone KM 106 benar-benar saya gunakan untuk beristirahat dan makan. Para peserta elit tidak menggunakan pos ini untuk berhenti. Mereka terus melaju ke garis finish.
Di pendopo Bupati Ciamis ini kami sempat berpose bersama Sekda Kabupaten Ciamis, bahkan melakukan sesi wawancara dengan awak media.
Saya dan dua teman kemudian bersama meninggalkan feeding zone menuju garis finish di Pandeglang. Perjalanan siang menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Hawa panas memaksa saya minum lebih banyak yang pada akhirnya membutuhkan toilet di Pos 6.
Menjelang finish kami masih menghadapi tanjakan dan turunan yang kini padat dengan bus angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Beruntung saya dan seorang teman dapat lolos dari kemacetan dan mencapai garis finish sebelum cut off time. Gerbang finish line di alun-alun Paamprokan Pangandaran menjadi hadiah terindah bagi saya setelah menempuh 213 kilometer yang luar biasa.
Saya sempatkan menyalami Mas Zaidan yang bersama saya berpacu menjelang finish sebelum kemudian duduk menikmati kelapa muda bersama Mas Bimo yang sehari-hari bekerja di Kompas.
Setelah beristirahat, saya diantar Mas Bimo mengambil medali finisher dan menikmati fasilitas terapi yang disediakan panitia.