Setelah jeda panjang 5 tahun, saya datang lagi di Jakarta Marathon 2024. Sejatinya, inilah moment maraton ketiga saya di Jakarta. Saya pernah berlari di sini tahun 2018. Kemudian 2019. Tetapi sensasi 2024 sungguh menggetarkan.
Tepat pukul 04.00 WIB peserta Jakim 2024 kategori maraton keluar meninggalkan garis start di silang barat Monas. Para maratoner elit ada di garis paling depan di susul para pelari maraton dari kategori kelompok usia. Udara pagi masuk deras dalam paru-paru memberi kesegaran luar biasa saat saya dan para pelari lain melintas di depan Mesjid Istiqlal Jakarta. Dari Istiqlal pelari mengambil jalan ke arah lapangan Banteng. Para pelari elit sudah tidak lagi terlihat. Hilang ditelan kegelapan pagi.
Saya sendiri berlari sesuai rencana. Mempertahankan pace tetap di bawah 6 sambil menunggu kilometer 30. Secara teoritis, kita baru berlari maraton dari kilometer 31 hingga kilometer 42. Karena itu penting untuk mempertahankan stamina, fisik dan emosi hingga batas maraton. Sepanjang persiapan yang terbatas, saya sudah mencapai mileage 100 kilometer. Tetapi latihan beban saya jauh di bawah porsi.
Memasuki kilometer 5, tanpa disangka, bertemu dengan adik kelas yang juga memiliki hobi lari, Mas Muhammad Furqon. Jadilah maraton ini arena kami berbagi kisah. Selama berlari kami berbicang tentang banyak hal. Tentang sulitnya ia menemukan rute maraton. Tentang besarnya perhatian Pemerintah Daerah tempatnya bertugas pada olah raga, seni dan pariwisata. Juga tentang istrinya yang virgin maraton di Jakim 2024 ini.
Sepanjang jalur, kami para pelari disambut meriah oleh berbagai elemen masyarakat yang memberi semangat. Ada para pelajar dan guru yang meneriakan yel yel sambil mengibarkan bendera. Ada group Tanjidor. Ada sanggar tari yang menggelar bermaccam tarian. Ada mahasiswa mahasiswi yang membawa poster berisi pesan motivasi. Ada drumb band. Bahkan masyarakat yang menonton pun berteriak menyemangati.
Jujur, inilah event maraton terbaik di Indonesia. Salut dan hormat saya untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengorganisir event ini dengan nilai nyaris sempurna. Juga takzim saya untuk Bank BTN selaku penyelenggara yang menyediakan rute paling aman dan paling baik sepanjang pengalaman saya berlari. Seluruh rute yang melewati jalan protokol 100% bersih dan aman. Tidak ada kendaraan melintas. Tidak juga orang yang tiba tiba masuk track.Â
Dukungan marshal, pacer, petugas water station, paramedis, pencatat waktu, serta panitia di garis start dan finish dalam penyelenggaraan BTN Jakim 2024 melengkapi gemerlap manyala race ini. Jika teman teman tidak sempat berlari di BTN Jakim 2024 saya rekomendasikan race ini sebagai prioritas teratas tahun mendatang. Kerapihan race ditutup dengan baluran kemewahan yang mempesona. Garis finish ada di stadion Gelora Bung Karno.
Pertama dalam hidup saya, memasuki garis finish dalam salah satu venue sepak bola raksasa dunia ini. Hilang terbang semua rasa penat. Penonton yang berada di tribun memberi sambutan saat kita mengitari dua pertiga sentel ban GBK untuk menemukan gerbang finish. Benar benar sensasional.
Menurut laporan Antara online, event ini diikuti 15.000 peserta. Jakim 2024 menggelar kategori maraton, half maraton, 10K dan 5K. Juara maraton putra masing-masing adalah Geoffrey Kiprotich Birgen (Kenya), disusul Kiprop Tonui (Kenya) dan Bililign Yimer Ali (Ethiopia). Sementara juara maraton putri diborong tiga pelari Kenya masing masing Sheila Jepkosgei Chesang, Careen Cheptoek Mwetich dan Shauline Chepkirui Koech.
Setelah mengambil medali, energy drink dan es krim di meja panitia, saya masih bisa merendam tubuh di pool sintetis berisi air es, juga menikmati gelaran life musik di panggung besar yang di tata di belakang stadion. Setelah sejam melepas penat, saya dan teman teman menuju shutle bus yang disediakan panitia untuk membawa peserta kembali ke lingkar Monas karena memang semua barang peserta dititip pada panitia yang bertugas di sana.
Harapan saya, tahun depan, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dapat mempertahankan capaian luar biasa ini. Terima kasih Jakarta. Dirgahayu  ke 497. God bless our lovely city.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H