Rahab bertanya pada prajurit penyerta Guruh yang sudah dikenalnya.
"Pantai lepasan pintu Gerbang."
Jawab sang prajurit penyerta.
Melihat Rahab bercakap dengan prajurit penyerta, Suami Menik paham akan kondisi yang kini ia hadapi.
"Angkut dia. Letakan di kursi depan."
Rahab memberi perintah yang dilaksanakan segera oleh Suami Menik dan para prajurit penyerta. Ketiganya kemudian duduk di bangku belakang saat Rahab masuk dan duduk di belakang kemudi.
Mobil melaju pergi secepat datangnya. Hanya sekejap. Mobil berhenti di sebuah garasi. Rahab turun. Ia berjalan menuju sebuah meja panjang. Menunggu hingga ketiga penumpang yang duduk di belakangnya mengangkat Guruh dan meletakannya di atas meja.
Lampu panel di belakang meja menyala disaksikan Guruh yang berbaring lemah. Rahab berjalan mendekati Guruh. Ditatapnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Pegang kaki dan tangannya!"
Rahab memberi instruksi.
Suami Menik berdiri di ujung meja dan memegang kakinya, sementara kedua prajurit penyerta berdiri di kanan dan kiri memegang tangannya. Mereka melihat bagaimana Rahab membuka kedua perban yang melilit di tangan Guruh lalu meraih sebuah pena kecil dari papan panel.