Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (42)

20 Mei 2022   14:13 Diperbarui: 20 Mei 2022   15:13 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saudara saudari, selamat datang di bait kudus. Selamat menikmati dan melayani pelayanan rumah tuhan hari ini. Anda hadir di sini, untuk menerima pakaian para pendoa yang suci."

"Anda akan menerima nama baru untuk melaksanakan tugas sebagai pendoa dan penuntun. Bagi anda yang lupa akan nama baru anda, atau belum menerima nama baru, silahkan berdiri. "

 

 

"Setelah persentasi, anda akan diundang ke depan altar dan mengikuti rangkaian upacara sebelum anda masuk melewati tirai suci."

 

Seorang laki-laki paruh baya kini melangkah ke depan. Ia berjalan ke arah meja. Kemudian berdiri di belakang meja itu.

Pada bagian depan meja tersedia dua buah bantal. Media yang akan digunakan sebagai alat bantu, manakala mereka yang menerima nama baru berlutut, sujud di depan meja itu. Meja yang disebut sebagai altar.

"Saudara-saudari, anda telah dibasuh bersih. Siap melayani tuhan dan menjadi raja serta permaisuri atas semua umat manusia. Anda akan dianugrahkan garment sebagai tanda."

"Sama seperti garment yang diberikan kepada adam dan eve di taman eden. Inilah garment para pendeta. Anda diperintahkan menggunakannya sepanjang hidup. Garmen ini melindungi anda dari semua yang jahat dan menyatukan kita sebagai sesama saudara."

"Nama baru yang diberikan akan menjadi kunci kamar anda dalam pelataran suci. Ingatlah selalu nama itu"

"Upacara penganugrahan ini merupakan jalan membawa anda kembali kepada dia, sumber kesucian. Bersama semua malaikat yang berdiri di rumah tuhan. Memberikan pada anda kunci dan tanda serta token."

"Kepada anda diberikan perintah untuk menjaga kunci, tanda serta token ini secara rahasia. Tertutup dari semua orang yang tidak dipilih. Silahkan mengangkat tangan anda, jika anda bersedia memasuki upacara ini."

Cindy berdiri di sisi suaminya. Keduanya berpakaian putih-putih. Cindy mengenakan gaun panjang berwarna putih. Suaminya mengenakan jelana panjang dan baju lengan panjang yang semua berwarna putih. Bersama empat pasangan baru  lain, mereka mengambil bagian dalam upacara penganugrahan hari ini.

Waktu terasa begitu cepat berlari sejak hari pernikahannya yang dipenuhi begitu banyak tamu undangan. Pesta tiga hari. Ratusan karangan bunga. Gaun pengantin mewah bak putri salju. Foto penuh canda, Juga tubuh berbalur wangi bunga.

Semua kini berganti menjadi lembaran perjuangan. Bangun lebih pagi menyiapkan sarapan sang suami. Pulang kantor tepat waktu. Bergabung dengan kegiatan ibu-ibu PKK. Ikut aksi safari keluarga mertua keliling kecamatan.

Sungguh kehidupan yang baru.

Cindy juga mengambil bagian dalam aktivitas sang suami. Seperti hari ini. Prosesi penganugrahan. Upacara penerimaan anggota baru dalam organisasi yang sejak lama membantu berbagai aktivitas ayah mertuanya.

Kadang ada rasa jenuh. Tetapi pesan ibunya selalu menyinari hati. Perempuan Jawa itu kekuatannya terletak pada kerelaannya untuk menerima hidup. Nadhahi beras kucar kucur ning klasa kara tangan loro. Menerima pemberian suami dengan rasa syukur. Nyimpen dhuwit ning kendhit. Menjaga rejeki pemberian suami.

Dua kekuatan berikutnya. Gandheng bojo mangku anak. Memberi kebahagiaan pada suami dan anak-anak. Gelem nandhur lan macul. Mau membantu pekerjaan suami memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di depan Cindy terbentang layar putih raksasa. Temeram di bawah cahaya lampu sorot. Menjadikan layar itu fokus pandang di tengah kegelapan ruangan luas gedung ini.  

Cindy dengan hikmat mengikuti upacara ini. Semua demi sang suami. Semua untuk menunjukan baktinya sebagai seorang istri. Ada sebersit kekaguman yang muncul dari hatinya. Upacara ini unik.

Hanya ada satu pemandu dan satu pengawas untuk mendampingi empat puluh pasangan muda-mudi yang hadir dalam upacara. Fungsi lain seperti pendaftaran, panduan acara, persentasi, tanya-jawab, bahkan kebutuhan fisik upacara dilayani secara online.

Artificial intelligent memberi bantuan luar biasa pada banyak aspek kehidupan manusia. Data yang kini satu dan terpusat dapat dibagi,diolah, dimanfaatkan juga diakses oleh semua orang. Termasuk dalam manfaat itu adalah pemanfaatan kecerdasan buatan pada upacara khusus semacam ini.

"Saudara-saudari, marilah kita menyaksikan persentasi tentang tiga pribadi utama dalam ibadah kita. Elohim, Jehovah, dan Michael. Ketiga pribadi yang menata dunia, manusia dan semua yang hidup di dalamnya."

Satu hal yang kita ingat sepanjang hidup. Tanpa  ragu. Kegelapan merengut kita dari terang bukan dengan memeranginya. Kegelapan menggeser sedikit demi sedikit keyakinan kita tentang terang. Kegelapan mengubah kisah. Menulis ulang sejarah. Lalu menempatkan kita ditengah keraguan tentang terang.

Mata Cindy tertuju pada film yang kini tampil di layar. Terdengar dialog antara tiga pribadi.

"Jehova. Michael. Mari kita turun menciptakan dunia lain, selain dunia kita. Ayo Michael mari kita turun. Michael, mari kita naik dan melapor apa yang diperintahkan kepada kita. Baik Jehova. Elohim, kami sudah menciptakan dunia baru itu."

Gambar titik-titik sinar muncul ditengah hitam biru kelam layar lebar. Suara percakapan tiga pribadi terdengar melalui perangkat audio yang ditempatkan di sekeliling ruangan.

@@@@@

Suami Menik duduk dan mengambil sebuah amplop yang diletakannya di tas kerjanya.

"Ini surat persetujuan pindah, Bapak."

"Cepat juga ya prosesnya." Menik menerima dan membuka surat itu.

"Ya, syukurlah. Pak Bupati setuju. Pak Kepala Dinas Pendidikan juga setuju."

"Syukurlah, Mas. Semua proses berjalan lancar."

"Ya, lancar karena ditolong Pak Bupati."

Suami Menik berdiri dan berjalan ke meja makan. Membuka tudung saji dan memperhatikan apa yang tersedia di bawahnya.

"Masak sayur asem lagi, ya?"

"Iya. Bi Asih belum ke pasar hari ini. "

Menik berdiri dan berjalan mendapatkan suaminya. Mengambil piring dan sendok. Menyediakannya di depan sang suami. Lalu menuangkan air putih ke gelas dan meletakannya di sebelah kanan piring makan.

"Kalau tiap hari makan sayur asem nanti asem juga bauku." Suami Menik bercanda sambil menyauk nasi di depannya.

"Ya, baguslah. Biar Mas tidak didekati para karyawati muda dan cantik-cantik itu."Menik balas mencanda.

"Hahahaha....Ada saja pembelaannya." Suami Menik tertawa.

"Iya, dong. Duren aja dibelah bukan dibedong." Menik menangkis sambil ikut tertawa.

Waktu mendekati mutasi tugas semakin dekat. Menik dan suaminya sudah merampungkan banyak hal. Termasuk hari ini. Persetujuan penerimaan Guru Bisma sebagai pegawai Kabupaten Wonosobo.

"Anak-anak sudah makan?" Suami menik bertanya sambil melanjutkan santap malamnya.

"Sudah, Mas. Sudah belajar juga."

"Syukurlah. Sudah baca kitab suci?"

"Sudah, Mas. Itu hal yang selalu kutekankan pada mereka setiap hari. Belajar. Baca kitab suci."

"Tantangan kita ke depan makin sulit. Kita bukan berhadapan dengan mereka yang menantang. Kita berhadapan dengan mereka yang setuju, tetapi mengubah arah pengajaran."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun