Guruh segera membuka pesan elektronik yang diterimanya. Pesan yang dikirim salah satu perusahan peretas yang pernah menjadi rumah bagi mereka yang tertantang menjebol system pertahanan situs raksasa.
"translasikan ke dalam angka" bunyi pesan singkat dari seseorang di bawah lampiran gambar hasil pemotretan tilpun genggam.
Guruh mengunduh gambarnya. Diperhatikan baik-baik.
"Alfabet Yunani," gumannya dalam hati.
Tangannya menggeser kursor ke arah mesin pencari. Kemudian ia berselancar beberapa saat, mencari gambar yang paling jelas dan mengunduhnya.
Beberapa saat berselang ia terlihat serius menerjemahkan alfabeth itu ke dalam angka dan menyalin kembali dalam aksara latin.
"Apa ini?Doa?" Guruh berhenti sejenak.
Ah, apakah yang tidak tersedia di dunia para peretas? Sepanjang semua hal dapat diterjemahkan ke dalam angka dan kode, segala sesuatu adalah niscaya.
Asyik dengan dunianya, Guruh dikagetkan dengan suara tawa Danang dan Rian dari belakang.
"Bro, gak gitu caranya."Danang berteriak di telinga Guruh.
"Hahahaha.....maklumlah. Aku sudah menjadi anak alim." Guruh membela diri. Ia sadar bahwa ia membutuhkan bantuan.