Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (11)

17 April 2022   00:11 Diperbarui: 17 April 2022   00:12 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Kan bisa ditandem”

“kaki saya kuat. Jantung saya belum kuat, Le,”jawab gadis lesung pipi itu mantap.

Para pengunjung yang berdiri di dekat tersenyum. “Waahhh….pintar sekali Dedek ini.” Si Bungsu tersipu malu sambil menutup wajahnya.

Menik dan keluarga tiba kembali ke Selomerto ketika senja telah turun menudungi Dieng. Bi Asih menyambut mereka di ruang makan dengan senyum ramah. Seperti janjinya, semangkok besar sayur Bobor dihidangkannya di meja Bu Sri. Wajah Bu Sri berseri dan pujian mengalir keluar dari bibirnya pada Bi Asih.

Di masa kini, tidak mudah mendapatkan seorang asisten rumah tangga yang handal. Menik dan keluarganya beruntung mendapatkan Bi Asih. Tujuh tahun lalu, Bi Asih datang meminta agar diperbolehkan membantu mengurusi rumah dan menyediakan makan keluarga Menik. Ia mencari pekerjaan pasca wafat sang suami akibat sakit. Ia harus memikul beban keluarganya. Mendukung kelima anaknya yang masih duduk di bangku pendidikan.

Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang hanya tertinggal dua anak Bi Asih yang masih bersekolah. Dua anaknya yang perempuan telah tamat sekolah menengah atas dan menikah. Satu lagi anaknya yang laki-laki kini bekerja di sebuah mini market di Purwokerto.

Karena anak perempuannya yang kedua tinggal bersama suami dan anak mereka bersama Bi Asih, kepadanya dititipkan tugas mengasuh kedua adiknya yang duduk di bangku sekolah lanjutan. Bi Asih sendiri memilih menetap bersama keluarga Menik dan pulang mengunjungi keluarganya di akhir minggu. Pada awal usbu, pagi-pagi benar, perempuan paruh baya itu telah diantar anak bungsunya bersepeda motor kembali ke rumah keluarga Menik.

Tentang kesetiaan, kejujuran dan kesabaran, Bi Asih adalah teladan. Menik dan suaminya mempercayakan Bu Asih dalam hampir semua urusan. Termasuk urusan menjaga kedua anak mereka. Pada pagi hari Menik biasanya sudah mengantar anak-anaknya ke sekolah sekaligus menuju tempatnya bekerja di Wonosobo. Suami Menik pun sudah berangkat mengawasi pekerjaan pegawainya di beberapa lokasi di Dieng. Bi Asih-lah yang menjaga dan mengurusi kedua anak Menik sejak pulang sekolah hingga petang saat Menik pulang.

Selesai acara makan malam, Bu Sri mengajak Guru Bisma berbincang di teras depan rumah.

“Suami Menik akan pindah tugas ke Jakarta,”Bu Sri membuka dialog.

“Kapan?,”tanya Guru Bisma sambil meraih teh yang disajikan Bi Asih di meja teras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun