Didalam suatu lingkungan yang disebut lingkungan sekolah, seorang anak dapat tumbuh dan berkembang serta memperoleh pendidikan secara bertahap dalam membentuk karakter pribadi yang baik di dirinya. Menurut Yusuf Syamsu dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2001) lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lingkup pendidikan formal yang memberi pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa. Sangat penting bagi warga sekolah untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan dan personal demi kepentingan dan kenyamanan bersama.
Di SD Negeri Wironanggan 02 banyak siswa dan warga sekolah lainnya yang kurang mengerti pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik. Padahal, sampah plastic merupakan jenis sampah yang paling sulit diuraikan. Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) serta Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Indonesia menjadi penyumbang sampah plastic kedua terbesar di dunia. Hal ini terjadi karena, pengelompokkan sampah dan pengelolaan sampah di Indonesia belum berjalan dengan baik. Pengelolaan sampah merupakan masalah yang tak kunjung dapat diselesaikan di negara Indonesia.Â
Sebagai bentuk pengabdian kami di masyarakat yang berisikan generasi penerus bangsa, wajib bagi kami untuk mendidik siswa dalam hal cinta lingkungan dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mengelompokan sampah sesuai jenisnya dan mengurangi sampah plastic disekitar lingkungan mereka menggunakan metode recycle untuk menjaga kebersihan, kenyamanan dan kelestarian lingkungan sekitar sekolah serta lingkungan tempat tinggal mereka.
Kegiatan ini diawali memberikan sosialisasi mengenai pentingnya mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik. Sosialisasi ini tidak hanya diberikan kepada siswa tetapi juga guru dan warga sekolah lainnya. Kami memberikan pemahaman kepada warga sekolah bahwa penggunaan plastic sangat berbahaya bagi lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai. Â Sehingga, penting bagi warga sekolah untuk mengurangi penggunaanya dan melakukan daur ulang pada sampah plastic yang sudah terpakai. Sebagai bentuk tindak lanjut sosialisasi yang sudah terlaksana, kami membuat kesepakatan dengan seluruh warga sekolah untuk menjadwalkan satu hari tanpa sampah plastic dalam satu minggu dan mengelompokkan sampah sesuai jenisnya untuk memilah sampah yang dapat didaur ulang maupun tidak serta menyerahkan sampah yang tidak dapat kami daur ulang sendiri pada bank sampah yang ada di sekitar sekolah. Â
Dalam satu hari tanpa plastic tersebut, seluruh warga sekolah diminta untuk menggunakan alat makan dan minum sendiri. Kegiatan ini mendapat respon positif dari ibu Kepala Sekolah SD Negeri Wironanggan 02, "Ya mbak, untuk program kerja pengurangan sampah plastic ini saya sangat menyetujuinya. Agar penggunaan sampah plastik dapat berkurang. Saya juga setuju jika sampah dipilih sesuai jenisnya dan didaur ulang serta dapat diserahkan ke bank sampah untuk jenis sampah yang tidak dapat kita kelola sendiri." Beliau juga menyetujui kegiatan mengelompokan sampah untuk didaur ulang dan penyerahan pada bank sampah. Selain memberikan pemahaman tentang sampah plastic pada guru dan siswa, kami juga mengajak warga sekolah lain yaitu penjaga kantin untuk mengurangi penggunaan sampah plastic dengan tidak menyediakan plastic saat jadwal satu hari tanpa plastic dimulai, "Boleh mbak, malah lebih ngirit jika tidak menyediakan plastik, lebih menguntungkan." Kata penjaga kantin yang memberikan respon positif terhadap program ini.
Dalam pelaksanaan satu hari tanpa plastic berjalan lancar, hanya ada beberapa siswa yang lupa untuk membawa alat makan dan minum dari rumah tetapi mereka tetap bertanggung jawab dengan meminjam alat makan kepada teman atau penjaga kantin. Semua guru pun melaksanakan kegiatan ini dengan baik dengan menggunakan alat makan yang ada disekolah. Penjaga kantin juga tidak menyediakan plastic pembungkus untuk mendukung keberhasilan kegiatan ini. Kegiatan satu hari tanpa plastik masih berlanjut hingga kami berada diakhir masa penugasan. Kami berharap bahwa kegiatan ini tetap dilanjutkan walaupun kami sudah tidak mengabdi di SD Wironanggan 02. Selanjutnya, kami mengelompokan sampah plastic dan dikumpulkan pada satu trash bag yang disediakan di setiap kelas. Sampah plastic yang dikonsumsi dihari lain kegiatan satu hari sampah plastic pun tergolong masih banyak dan wajib untuk dikelola dengan baik. Tidak hanya sampah plastic yang ada disekolah, siswa juga diminta untuk membawa sampah plastic hasil rumah tangga setiap satu minggu sekali. Setelah sampah plastic terkumpul, kami mendaur ulang sampah plastic menjadi ecobrick bersama dengan siswa.Â
Ecobrick adalah salah satu inovasi terkini dari daur ulang sampah plastik. Ecobrick biasanya terbuat dari botol plastik bekas yang diisi dengan plastik plastik lain yang berukuran lebih kecil seperti kemasan makanan yang dikonsumsi warga sekolah. Ecobrick adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi pengolahan sampah plastic tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pembuatan ecobrick, siswa membantu kami dengan senang hati mulai dari memasukan sampah plastic dalam botol plastic hingga penyusunan ecobrick menjadi pagar tanaman dan rak sepatu. Benda-benda ini menambah keindahan lingkungan di sekitar sekolah. Sampah plastic yang tidak dapat didaur ulang oleh kami, diserahkan kepada bank sampah disekitar lingkungan sekolah agar dapat dikelola dengan baik.
Melalui kegiatan pengurangan sampah dan daur ulang sampah plastic yang sudah dilakukan dapat menumbuhkan karakter cinta lingkungan bagi siswa sejak usia dini dan juga bagi warga sekolah. Kegiatan ini memberi kesadaran pada seluruh warga sekolah akan pentingnya menjaga Kesehatan dan kebersihan serta kelestarian lingkungan sekolah dengan mengurangi dan mengelola sampah mengelola sampah plastic dengan baik. Program ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan dilingkungan sekitar warga sekolah, tetapi juga untuk membentuk karakter cinta lingkungan yang melekat dalam diri mereka.Â
Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 5 percaya bahwa dengan mengenalkan nilai-nilai lingkungan sejak dini akan menjadikan para siswa pemimpin masa depan yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan ini juga bertujuan agar seluruh warga sekolah dapat mengenal cara pengolahan sampah yang baik, sehingga besar harapan kami sebagai generasi penerus dapat sedikit demi sedikit mengurangi permasalahan sampah yang ada di negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H