Mohon tunggu...
Roohtav Namhor
Roohtav Namhor Mohon Tunggu... -

tak ada yang hendak terungkap di sini. melainkan hanya syahdu kesyukuran kepadaNya. untuk setiap hembus nafas. juga untuk sahabat di manapun berada, celoteh riang ini tak akan menjadi sesuatu yang membumi tanpa kehadiran kalian semua. secuil kerak pikiran dalam riuh jejak kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecil

2 April 2010   12:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah sepantasnya aku berdiri di sini. sendiri. mengupas cerita sunyi sebagai naskah perjalanan. bahagia yang mempesona. kecewa yang menjelaga. dan sedih yang kian memutih. tak ada warna yang membiarkanmu tetap membeku.

aku tahu. sebuah pilihan adalah memasrahkan jiwa. hiatus bukan alasan untuk merintih. hibernasi tak selalu jadi ransum harga diri.

lembar kesadaran di lubuk hati selalu pantas disebut pelangi. perbedaan itu terkadang menyesakkan. namun memberi jalan untuk menegaskan tujuan. tentang status. perihal kesan. dan mengenai keadaan. berbahagialah, hati. untaian doa demi doa akan selalu mengingatkanku pada selarik nama itu.

ps:
benar! perasaan yang tercabik-cabik merangsang pertumbuhan imaji. tabik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun