Mohon tunggu...
Rooby Pangestu Hari Mulyo
Rooby Pangestu Hari Mulyo Mohon Tunggu... Lainnya - Butiran debu

Pegiat Isu Politik, Hukum dan HAM.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Pemilihan Umum 1955: Suatu Peristiwa yang Perlu Diketahui

19 Januari 2024   10:33 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:42 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selanjutnya setelah diundangkannya UU Pemilu No. 7 Tahun 1953, Masyumi merespon cepat dengan segera mengeluarkan "Fatwa Alim Ulama" tentang Pemilu. Berdasarkan hal demikian, diputuskan untuk memfatwakan kepada seluruh umat Islam Indonesia; pertama, bagi setiap warga Indonesia yang beragama Islam dan telah memiliki hak pilih, wajib menjalankan hak pilihnya, wajib untuk memilih calon yang memiliki cita-cita terlaksananya ajaran dan hukum Islam dalam negara; kedua, bagi laki-laki dan perempuan yang mukallaf wajib untuk berusaha dan memberi bantuan dan pengorbanan untuk bisa tercapainya kemenangan Islam dalam Pemilu.

Adapun PKI dalam mencari suara dalam Pemilu tahun 1955, PKI melalui surat kabar memainkan kata-kata yang tertuliskan di dalamnya untuk mempengaruhi para pembacanya. Mereka mempengaruhi dengan slogan-slogan tendensius seperti kata "jaminan, kesempatan" yang menjadi pilihan kata paling banyak dipilih dalam menulis surat kabar. PKI memainkan kedua kata tersebut dengan serta membumbui latar belakang bahwa rival politik mereka (Masyumi dan PSI) tidak bisa memberi jaminan dan kesempatan yang baik pada rakyat. Selain kedua kata tersebut, PKI juga memainkan kata rakyat sebagai pilihan kata dalam setiap produk-produknya. Hal ini tentu dimaksudkan untuk mencapai pada anggapan masyarakat bahwa PKI lekat dengan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun