Mohon tunggu...
Ronyrox Suhendra
Ronyrox Suhendra Mohon Tunggu... -

sang kerbau yang senang bekerja, dan petani adalah sahabat karibku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Stupid Country

11 Februari 2011   01:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_88487" align="alignright" width="300" caption="urus saja moralmu, urus saja akhlakmu. Gambar Dari www.iwanfalsmania.com"][/caption] Dari cerita yang kudengar, negri itu sangat "kaya raya" (katanya). Aku tidak mau menceritakan tentang cerita kekayaan itu. Karna aku tidak mempercayai cerita tersebut. Telah kucoba mempercayai cerita itu, tapi tetap tidak bisa. Cukup lama kuamati dan kuperhatikan. Dan sampai akhirnya aku mengambil kesimpulan. Negri itu memang tidak kaya. Dan tentang cerita kekayaan itu adalah bohong besar. Bohong yang keluar dari mulut mulut penipu munafik. Pengamatan sebentar aku memang bukan jaminan atas kebenaran. Tapi itulah kesimpulan yang aku dapat, TIDAK KAYA. *** MATINYA RASA HORMAT Kata itu yang mungkin menghapus arti kaya dalam benak ini. Negri yang berisikan manusia manusia egois, sombong, angkuh, tolol, Dan semua kata kata murka yang ada, cocok untuk penghuni negri itu. Saling menyalahkan adalah kegiatan penghuninya. Seolah kebenaran hanya miliknya. Dengan melupakan apa yang diajarkan agamanya. Lagi lagi kata munafik yang bisa kusebutkan untuk para penghuninya. *** Aku, dalam hal agama masih jauh dari kata sempurna. Tapi aku terus belajar dan belajar untuk memahaminya. Karna aku mempunyai iman untuk agamaku. Dan mungkin akupun termasuk dalam golongan orang orang munafik itu. Karna dalam hati ini terucap kata. Let this country go to hell. *** Tempat asal adalah neraka (by Iwan Fals) *** Tulisan ini berawal dari rasa cinta dan bangga yang terlalu. salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun