Mohon tunggu...
Rony Kustendro
Rony Kustendro Mohon Tunggu... Penulis Lepas -

Rony Kustendro, C.Ht., CT., adalah Hipnoterapis dan Trainer di bidang teknologi pikiran dengan lisensi dari Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Nilai Anak Merosot, Ternyata Ini Penyebabnya

28 Maret 2017   01:12 Diperbarui: 28 Maret 2017   01:49 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, seorang Ibu menemui saya dengan segudang keluh kesah mengenai anak bungsunya yang baru berumur tujuh tahun. Ia mengungkapkan kecemasannya, karena ia dapat merasakan perubahan pada anaknya yang sekarang sering uring-uringan dan secara drastis sangat menurun dari aspek akademisnya. Nilai tes dan latihan di sekolah semuanya turun dari semula berikisar di kisaran 80-100, sekarang seringkali bertengger di kisaran 50-60. Menurut Ibu ini, berbagai cara sudah dicoba untuk mengembalikan nilai-nilai anaknya, namun hingga kini masih saja belum berhasil. Sementara itu, sekarang sudah mendekati masa-masa ujian tengah semester.

Saya berdiam diri untuk mendengar dengan seksama penjelasan Ibu ini dan sambil memperhatikan bahasa tubuhnya, saya dapat merasakan kegelisahan, kebingungan, kekuatiran dan keputusasaan yang teramat sangat darinya. Setelah Ibu ini selesai mencurahkan keluh-kesahnya, saya mulai melakukan eksplorasi terhadap pola asuh, pola bahasa/ semantik yang digunakan, termasuk adanya perubahan perilaku orang tua terhadap anak.

Menurut Gary Chapman, penulis buku 'Lima Bahasa Kasih untuk Anak', seorang anak akan mengirimkan sinyal kepada orang tua bahwa mereka membutuhkan bantuan saat mereka merasa kurang/ tidak dikasihi, namun terkadang orang tua justru kurang memahami sinyal ini dan merasa tidak perlu untuk mengambil suatu tindakan perbaikan. Lalu apa yang terjadi? Tentu saja anak akan semakin membuat 'ulah' untuk semakin berusaha terus mengirimkan sinyal untuk memberitahu orang tua mereka. Sinyal-sinyal inilah yang sering kemudian disebut sebagai 'masalah' oleh orang tua, karena ketidakmengertian mereka. Nah... sekarang, saya yakin Anda mulai mengerti, ya kan...

Percakapan saya dengan Ibu ini terus berlanjut untuk memahami apakah mungkin ada suatu kejadian/perubahan yang terjadi yang mempengaruhi si anak, dan ternyata memang ada. Belum lama ini Ibu meminta si anak yang sudah berumur tujuh tahun untuk mulai tidur sendiri, disinilah dimulai 'masalah' yang diungkapkan tadi. Mungkin Anda mulai bertanya, apa sih hubungannya? Baik, setelah saya jelaskan Anda akan dapat mulai mengerti dengan mudah. Ini adalah salah satu manifestasi perubahan konsep diri anak. Secara psikis, anak ini merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan lagi oleh orang-tuanya. Sejak itu pulalah, anak ini mulai mengirimkan sinyal-sinyal yang dianggap sebagai 'masalah' oleh si Ibu.

Saya minta Ibu ini untuk melakukan beberapa perubahan terhadap semantiknya ketika berbicara dengan si anak. Terutama memberikan pemahaman baru kepada anak agar dapat memberikan pemaknaan ulang mengapa ia perlu mulai tidur sendiri. Bukan karena ia tidak dicintai namun karena ia sudah semakin besar. Ayah dan Ibu tentu masih tetap mencintainya seperti sebelumnya.

Saya kemudian mengajarkan beberapa teknik terapi yang dapat membantu si anak, serta memberikan tugas pada Ibu ini untuk melakukan teknik terapi ini pada anaknya selama kurang lebih 2 minggu. Demikianlah sesi selesai dan Ibu ini berjanji akan memberikan laporan kemajuan anaknya, sayapun tersenyum dan mengiyakan.

Hari demi hari berlalu, dan ternyata tidak sampai dua minggu Ibu ini sudah menghubungi saya kembali untuk melaporkan perkembangan anaknya. Kali ini saya mendengar nada suara yang sungguh berbeda dari sebelumnya, saat itu pula saya tahu semuanya sudah kembali baik adanya. Ibu ini mengabarkan bahwa anaknya telah berubah total, kini ia kembali gembira. Memang terkadang masih sedikit uring-uringan, namun yang terlihat signifikan adalah nilai-nilai tes dan latihan di sekolah telah kembali seperti sediakala.

Saya tentunya turut senang dan gembira atas perkembangan positif ini ya, Ibu ini terus-menerus mengucapkan terima kasih kepada saya, namun saya katakan kepadanya bahwa hasil positif ini adalah berkat niat dan usaha Ibu sendiri untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati.

Terima kasih Ibu. Disinilah tingkat kasih Anda sebagai seorang Ibu diuji.

Demikianlah kenyataannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun