Kumcer (kumpulan cerpen) berjudul Saksi Mata karya Seno berada di dua dunia, yakni fiksi dan fakta. Pertama, ia dikategorikan sebagai fiksi karena ditulis dalam kaidah ceritera pendek. Kedua, unsur faktual yang melandasi ceritera tak terelakan lagi karena Seno sebetulnya mengungkapkan kejadian nyata di Dili, Timor-timor.
Simak saja salah satu cerpen berjudul Telinga. Ia mengisahkan peristiwa berdarah yang dilakukan "oknum militer" tanpa pandang nilai humanisme. Barangkali terkesan absurd. Namun, menurut pengakuan Seno, kenapa ia menulis cerpen yang didasarkan atas laporan jurnalistik, tiada lain adalah usaha sensor agar tak ketahuan penguasa dominan.
Apa jadinya bila seorang pewarta berita di daerah konflik, sebagaimana Seno, melaporkannya secara gamblang? Barangkali ia akan "diamankan" oleh kepolisian. Jika ia tak mendapatkan keberuntungan, maka boleh jadi seorang Petrus (penembak misterius) menarik pelatuk pistol ke arah kepalanya, walaupun karena sebuah karya jurnalistik. Namun, pengecualian bagi Seno. Ia memilih menyajikan fakta melalui kumcer berjudul Saksi Mata ini.
Judul Kumpulan Cerpen: Saksi Mata
Pengarang: Seno Gumira Ajidarma
Penerbit: Bentang
Tanggal Terbit: April 2016
Pengulas: Rony K. Pratama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H