Kemarahan itu kemudian berhasil diredakan dengan kehadiran polisi yang dengan cepat menangani kasus tersebut. Tetapi, sayangnya berita-berita itu tak mampu mendidik hati yang hancur luluh tersayat luka batin ini.
"Kini pada ufuk senja tak ada lagi segugus harapan tuk mengobati lukaku. Kemurahan, kerendahan hati tak mampu menjenguk lubuk hati yang tersobek luka. Api semangat enggan membakar pedih ini. Dari fajar yang merekah pagi hari hingga sampai pada samar senja, aku terus membanyangkan wajah lelaki-lelaki malam itu. Aku benci, bahkan dengan diriku sendiri. Sungguh. Aku tak kuat menerima kenyataan ini. Aku mungkin tak membiarkan rahim ini menampung benih mereka. Aku hanya aku yang hampa, tak bermakna lagi". Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H