Bangkalan - Ajang kerapan sapi yang memperebutkan Piala Presiden di lapangan Muhammad Nor, wilayah Bangkalan, Madura, berubah menjadi sebuah drama penuh ketegangan dan ricuh. Peristiwa ini telah memicu emosi beberapa warga yang bahkan membawa senjata tajam seperti pisau dan clurit. Bahkan, beberapa di antara mereka terlibat dalam pertarungan sengit di tengah lapangan kerapan sapi.
Dari informasi yang kami dapatkan dari sejumlah saksi mata di lapangan, kericuhan ini diduga bermula karena salah satu dari tiga sapi yang diadu untuk memperebutkan juara satu, dua, dan tiga kategori bawah, mulai berlari lebih awal dari garis yang ditentukan oleh panitia setelah mencapai garis finis. Kegagalan ini menyulut emosi para pendukung, yang akhirnya mengakibatkan kericuhan yang merembet hingga ke sejumlah penonton.
Akibat insiden ini, beberapa warga mengalami luka serius di berbagai bagian tubuh mereka karena terkena sabetan senjata tajam. Seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan , "Sedikitnya tiga orang dilaporkan mengalami luka-luka, mereka terkena senjata tajam, dan satu pendukung bahkan harus dibawa ke rumah sakit." Dikutip tvOnenews.com. Keadaan ini memberikan gambaran tentang seberapa seriusnya kericuhan ini.
Plt Direktur Utama RSUD Syamrabu Bangkalan, dr. Farhat Suryaningrat, yang kami hubungi melalui selulernya, membenarkan bahwa ada tiga orang pasien yang menderita luka dan telah masuk Unit Gawat Darurat (UGD). "Salah satunya mengalami luka parah dan telah dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, sedangkan dua lainnya dalam kondisi stabil dan masih dirawat di Bangkalan," jelasnya secara singkat.
Mayjen Farid Makruf, Pangdam V Brawijaya, yang hadir langsung di lokasi kerapan sapi, menyatakan bahwa panitia dan juri telah berusaha seadil-adilnya dalam menjalankan aturan bagi setiap peserta. Namun, ketidakpuasan muncul dari pemilik sapi dan para pendukung mereka.
"Saya yakin orang Madura memiliki jiwa besar. Besok, bersama dengan kepala dingin, kita akan mencoba menyelesaikan masalah ini bersama-sama dengan H. Tohir selaku Ketua Pakar Sakera, pakar kerapan sapi," ucapnya, berharap agar situasi dapat diselesaikan dengan damai.
Terlepas dari itu, perlu dicatat bahwa sejumlah senjata tajam, termasuk celurit dan pisau panjang, berhasil masuk ke dalam stadion, meskipun pihak keamanan telah berupaya melakukan pemeriksaan setiap orang yang hendak masuk ke lokasi sejak awal. Hal ini menunjukkan bahwa ada celah dalam pengamanan yang perlu diperbaiki.
Hasil akhir untuk juara satu, dua, dan tiga dalam ajang Piala Presiden 2023 tidak diumumkan akibat kericuhan ini. Namun, diketahui bahwa juara satu berasal dari sapi asal Bangkalan, sementara juara dua dan tiga diberikan kepada sapi asal Kabupaten Sampang, diumumkan di tengah lapangan kerapan sapi.
Baca juga: Mahfud MD Cari Panggung di Kasus Syahrul Yasin Limpo?
Dengan berakhirnya acara kerapan sapi ini dalam ketegangan dan kericuhan, banyak yang menantikan penyelesaian masalah ini dengan harapan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan dalam acara yang seharusnya menjadi ajang olahraga tradisional yang meriah dan aman. Tetap pantau berita kami untuk perkembangan lebih lanjut seputar kasus ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H