Di tepian negeri yang gemilang,
Bertugas seorang pejuang tanpa tanda jasa,
Bukan di kota bercahaya, namun di desa yang terlupa,
Pendamping desa, hatinya bersemangat bara.
Bukan pujian yang dicari, bukan kemewahan yang dirindu,
Namun perubahan nyata, untuk negeri bertuah ini diteruskan.
Tangan-tangannya membangun, hatinya mengajarkan,
Sejuta harapan desa, di pundaknya tertumpu.
Lewat jalan berliku dan jembatan rapuh,
Ia berjalan, tak kenal lelah, tak kenal putus asa.
Dengan ilmu dan kasih, ia menuntun langkah,
Agar desa tercinta, bangkit dan bersinar.
Indonesia luas, dengan berjuta cerita,
Dan di setiap sisi desa, ada pendamping yang berjuang.
Demi merah putih berkibar, demi tanah air maju,
Pendamping desa, pahlawan tanpa tanda jasa.
Dekaplah semangatmu, pejuang desa nan hebat,
Indonesia bangga, atas perjuanganmu yang tak terbatas.
Malam Sunyi, Desa Berteduh
Di bawah rembulan desa yang tenang,
Pendamping desa duduk bersama anak-anak muda.
Menceritakan mimpi, merencanakan masa depan,
Bagaimana esok desa lebih mandiri dan cerdas.
Dekapan angin malam menyampaikan pesan,
Dari pepohonan yang berbisik, sungai yang berdesir.
Semua alam seakan bergabung, mendukung perjuanganmu,
Menghantarkan harapan, untuk Indonesia yang lebih indah.
Setiap tetes keringat, setiap butir air mata,
Menjadi saksi bisu dedikasimu yang tak terhingga.
Menghubungkan tradisi dengan inovasi,
Membuka jendela dunia untuk desa terpencil.
Di pagi hari, saat fajar menyapa,
Kau kembali berdiri, dengan semangat yang membara.
Menerangi desa dengan ilmu dan inspirasi,
Agar esok lebih cerah, agar Indonesia tetap bersinar.
Pendamping desa, engkau adalah mercusuar,
Yang menerangi gelapnya malam, menghapus keraguan.
Kau adalah jembatan, menghubungkan cita-cita desa,
Dengan realitas kemajuan, dengan impian bangsa.
Imam Sahtoni Darmawan
Pegiat Desa Kecamatan Kedungdung Kabupaten Sampang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H