Mohon tunggu...
RONY AL AFGANI
RONY AL AFGANI Mohon Tunggu... -

"Pengen coba belajar nulis "

Selanjutnya

Tutup

Nature

9 Masukan untuk RHL

16 Oktober 2011   15:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:53 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_137418" align="aligncenter" width="285" caption="dari google"][/caption] Rehabilitasi Hutan danLahan merupakan istilah yang sering terdengar saat ini, istilah ini akan kental terdengar ketika kita berbicara tentang global warming dan bencana yang diakibatkan oleh alam dalam konteks keseimbangan ekosistem. Dari dahulu hingga sekarang upaya rehabilitasi terus menerus dilakukan namun cenderung hasil usaha tersebut semakin menurun kualitasnya. Berbagai metode telah dilakukan dari mulai metoda kemitraan dengan masyarakat, peraturan atau regulasi yang ketat, sampai kepada pemberian bantuan gratis kepada masyarakat, seperti pemberian bibit. Memang secara kasat mata kita ketahui bahwa kegiatan rehabilitasi sudah sangat berhasil dan itu didukung oleh beberapa laporan dan dokumentasi yang sepertinya mendukung, namun apabila kita cermati lebih dalam lagi maka kita akan tercengang ketika kita mengetahui fakta dilapangan yang sepertinya pencapaiannya kurang optimal.

Kenapa bisa terjadi demikian? Beberapa pakar ahli lingkungan di Indonesia mencoba menemukan mengidentifikasi, dan mengevaluasi fenomena ini. Namun sepertinya lama kelamaan solusi tersebut tidak berguna karena terhapus oleh imbas jaman dan budaya yang tidak baik. Beberapa orang berpendapat bahwa kendala tersebut diakibatkan oleh system yang tidak benar. Apakah betul memang penyebabnya adalah system?

System yang sudah dibangun dalam upaya rehabilitasi sudah sangat sempurna, namun ketika system tersebut dikelola dan dilaksanakan oleh manusia yang serakah dan kurang beranggung jawab maka implementasi dari system tersebut akan pincang dan tidak sesuai dengan tujuan. Kalau memang bukan karena system lalu apa?

Menurut saya itu disebabkan karena individu yang serakah dan budaya kurang baik. Pelaku dan Pelaksana Kebijakan dan Implementasi Rehabilitasi yang akan berpengaruh kepada keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Kenapa ajuan untuk bantuan penanaman cenderung tidak sesuai dengan waktu teknis yang ada? Mereka (wakil rakyat) beralasan bahwa urutan pembahasan kegiatan RHL harusmengikuti tahap penyelesaian, diskusi, dan pembahasan oleh wakil rakyat sehingga memerlukan waktu yang panjang. Seharusnya pembahasan mengenai RHL mendapat prioritas nomer wahid, jangan terlalu membahas kegiatan yang tidak terlalu menyesuaikan dengan aturan waktu alam, karena alam sudah ada aturan yang pasti sedangkan kita manusia harus menyelaraskan dengan aturan tersebut.

Jadi sampai kapanpun apabila tiap diri manusia tidak ada niatan untuk mensukseskan keberhasilan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), saya rasa itu cukup mustahil merecover semua kendala dan permasalahan yang terus bermunculan. Uang Negara yang tidak sedikit akan terus dikeluarkan secara mubazir untuk mebiayai semua permasalahan yang bermunculan sehingga akan menghambat tujuan RHL.

Sehingga apa yang pertama kali harus dibenahi ? Sembilan saran dan masukan agar kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dapat berhasil adalalah :

1.Cetak generasi dengan orientasi kepada kearifan lingkungan. Biasanya anak anak muda /generasi muda akan lebih mengerti ketika disuguhkan halyang menarik tentang alam. Belajar untuk mencintai lingkungan.

2.Buatkan regulasi yang tegas. Dengan regulasi yang tegas akan memaksa orang yang tidak bertanggung jawab jera.

3.Sosialisalikan terus akibat dari ketidakseimbangan ekosistem terhadap alam, khususnya kepada para pembuat keputusan, stakeholder, dan generasi muda.

4.Selalu bermitra dengan masyarakat. Bagaimanapun masyarakat merupakan bagian dari ekosistem yang harus juga diperhatikan. Masyarakat akan lebih peduli ketika diberikan pendekatan dan kepercayaan.

5.Rehabilitasi kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat disekitar hutan. Dengan kondisi kesejahteraan dan pendidikan yang baik maka masyarakat akan lebih peduli terhadap lingkungan, tidak semata mata berpikir mengenai urusan perut saja.

6.Koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Kadang kadang usaha rehabilitasi hanya dipegang oleh satu kelompok saja sehingga yang lain malah tidak mengerti dan merasa tersisihkan.

7.Agenda rehabilitasi harus diprioritaskan. Hal tersebut karena RHL harus menyesuaikan dengan alam.

8.Volume Kegiatan RHL jangan terlalu banyak. Akan lebih baik apabila dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit agar hasilnya dapat optimum dan sesuai harapan. Volume yang terlalu besar cenderung timbul penyelewengan baik dari segi pengawasan dan evaluasi terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.

9.Buatlah komitmen dengan masyarakat secara professional. Keprofesionalan akan berpengaruh terhadap kepuasan kedua belah pihak. kualitas kerja yang baik akan lebih menjamin keberhasilan RHL.

Dari sembilan jenis masukan tadi mungkin masih ada lagi ide yang lebih baik dalam mensukseskan keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) ? Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun