Mohon tunggu...
Rony Sandra Yofa Zebua
Rony Sandra Yofa Zebua Mohon Tunggu... Konsultan - Characters Building Enthusiast

Pemerhati Dunia Pendidikan, Penggerak Pendidikan Kemasyarakatan, Perancang Model Pembelajaran, Peduli dengan Pembentukan Karakter Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keniscayaan Teknologi Daring di Era Digital Bagi Dunia Pendidikan

2 September 2020   07:48 Diperbarui: 2 September 2020   08:02 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi merupakan sebuah keniscayaan dan keberadaan generasi era digital (generasi Z dan generasi Alpha) juga sebuah keniscayaan. Bagi generasi era digital, teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, strategi yang mengadaptasi keduanya menjadi sebuah tantangan yang seharusnya dipenuhi.

Penyelenggara pendidikan dituntut memiliki kemampuan untuk mengadaptasi karakteristik generasi era digital dengan perkembangan teknologi. Penyelenggara pendidikan harus memahami bahwa teknologi bagi generasi era digital bukan hanya kebutuhan tetapi merupakan bagian dari sisi kehidupan mereka. Ketergantungan mereka dengan teknologi khususnya teknologi daring akan semakin meningkat dan sulit dihindarkan. Namun sayangnya tidak sedikit pendidik yang skeptis dan menjadikan teknologi sebagai musuh bagi generasi era digital ini. Semestinya para pendidik dapat membimbing mereka mengenai cara memanfaatkan teknologi ke arah positif, memberikan tuntunan yang positif dan mengadaptasikannya dalam gaya belajar sepanjang hayat. Generasi era digital harus diperkenalkan dan dibina dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dan yang lebih utama lagi, mereka harus dibimbing bagaimana menggunakan teknologi untuk mengembangkan akhlak dan kepribadian yang baik.

Keniscayaan teknologi dan karakteristik generasi era digital yang tidak difasilitasi dengan dukungan dunia pendidikan secara maksimal, tampaknya cukup berdampak seperti yang kita temui saat ini. Tampaknya, sebagian dari generasi era digital ini hanya memahami penggunaan teknologi untuk permainan yang tidak berfaedah, yang berpotensi mengganggu kepribadiannya. Selain itu, mereka lebih banyak terekspos dengan aktivitas yang hanya mempertontonkan pragmatisme, hedonisme, anti sosial, sesuatu hal yang tidak berkualitas bahkan merusak, dan hal negatif lainnya. Sedangkan aktivitas positif seperti kajian, animasi akhlak yang baik dan berbagai konten-konten yang mendidik kurang diminati. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi dunia pendidikan untuk mampu hadir memberikan solusi. Solusi berupa bagaimana memanfaatkan teknologi seperti teknologi daring untuk mengembangkan akhlak dan kepribadian yang baik serta kualitas hidup mereka yang dikemas dengan startegi yang dapat menarik minat mereka. Inilah yang menjadi “PR” bagi para pendidik untuk termotivasi dalam meningkatkan komptensinya.
 
Kini saatnya pembahasan terkait teknologi, khususnya teknologi daring bagi dunia pendidikan bukan lagi masalah efektifitasnya jika dibandingkan dengan tatap muka secara luring. Tetapi pembahasan lebih fokus pada pengembangan strategi yang bisa memaksimalkan teknologi daring bagi pembelajaran. Semakin lingkungan pendidikan mengenal teknologi daring, maka semakin memberikan pencerahan mengenai cara memanfaatkannya. Jadi tugas utama dari penyelenggara pendidikan adalah mempersiapkan segala kemungkinan agar dapat memaksimalkan penggunaan teknologi daring dalam dunia pendidikan. Pendidik adalah orang-orang yang kreatif dan tangguh serta memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga seharunya mampu memaksimalkan pemanfaatan teknologi daring dengan segala keterbatasannya.

Memang harus diakui bahwa infrastruktur terkait teknologi daring bagi dunia pendidikan masih sangat kurang. Namun yang menjadi tugas utama pelaku dunia pendidikan adalah mempersiapkan diri secara maksimal (termasuk 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pendidik) dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada. Jangan sampai ketika infrastruktur tersebut telah dipenuhi, tetapi kita belum siap dan masih sibuk dengan bahasan keefektifan teknologi daring saja.

Ibarat kata.. 
tak kenal maka tak sayang
maka guru harus harus mengenali teknologi dan karakteristiknya serta menyelami peluang-peluang yang ada dalam teknologi daring, sehingga dapat memaksimalkan pembelajaran secara daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun