Sang inisial 'I' yang tidak bisa membawa anaknya ke timezone, yang hanya membutuhkan 50 ribu rupiah. Mungkin itulah malamnya yang paling kelam. Dari situ, mungkin muncul pemicu yang maha dahsyat sehingga sekarang dia sudah lewat masa fajarnya.
Temenku yang di'eksekusi' langsung didepan umum, sampai hampir gelap mata mempertaruhkan masa depannya. Mungkin itu juga malamnya yang paling kelam. Dimana dia 'menghibur diri' dengan 'menenggelamkan diri' lembur mbenerin komputer. Dari situ dia membangun personal branding sebagai tenaga IT handal. Memang kalo temenku ini belum melewati fajarnya, tapi paling ga fajar itu sudah menyingsing,I.Allh.
Bagi yang malamnya masih diselimuti kegelapan, atau bahkan sudah menjalani malam yang sangat gelap, keep fighting bro. Itu semua pilihan kita. Apakah kita mampu terus bertahan melewati gelapnya tengah malam sampai menjemput fajar, atau kita akan terus berpindah dari satu malam ke malam yang lain?
Kalo untuk yang udah pagi hari, apa ya. aku ga bisa ngomong apa-apa la wong masih malem :) mungkin, have you prepared enough candle for your coming night? or any other kind of light source, coz one day, night will come. but then, dawn again :)
Juga jangan lupa, saat terbaik bagi kita berkomunikasi dengan pencipta adalah sepertiga malam terakhir. Just before dawn :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI