Mohon tunggu...
Ronny Dee
Ronny Dee Mohon Tunggu... Full Time Blogger - I'm a teacher, a father and a husband. I love Indonesia

I'm a teacher, a father and a husband. I love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Digital Edukasi ASN Agar Lebih Ber-AKHLAK

19 September 2022   21:44 Diperbarui: 19 September 2022   21:53 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heboh kejadian ASN Sinjai yang menunjukan arogansinya lalu bertingkah bak koboi dan menendang pemotor yang tak lain adalah siswi sekolah menengah. Kejadian ini membuat publik geram dan ikut emosi. Penulis sampai geleng kepala kok, sampai segitunya ASN itu tanpa akhlak lalu mengumbar emosi dan main fisik di ruang publik. Akhlaknya ke mana? Akhlak kalau mengacu ke kamus itu terkait budi pekerti, perangai, tabiat dan tingkah laku yang jelas terpuji. Apalagi sebagai ASN maka ada akronim dari AKHLAK yang menambah bobot dari akhlak itu sendiri.

Betul dan setuju dengan kompetensi digital yang juga tengah diterapkan oleh berbagai instansi dan Kementrian termasuk Kemenkominfo tapi yang penting juga akhlak alias karakter atau budi pekerti juga sangat penting untuk dijaga dan dikembangkan. Empat pilar literasi digital yang digencarkan Kemenkominfo yakni dua pilar teknikal berupa kemampuan dan keamanan digital, serta dua pilar non teknis berupa budaya dan etika digital saling terkait erat dan melengkapi satu sama yang lain.

Penulis jadi ingat nilai dasar atau core value ASN BerAKHLAK yang sudah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 27 Juni 2021. BerAKHLAK merupakan sikap Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nah bobotnya makin dalam jadinya kalau bicara akhlak itu sendiri pada saat ini. Dengan diberikan bobot BerAKHLAK maka ASN memiliki panggilan yang jauh lebih besar untuk mewujudkan alias mengeksekusi BerAKHLAK itu ke dalam tindakan nyata yang menjadi teladan pastinya dalam masyarakat.

Baik di ruang publik atau di ruang private maka BerAKHLAK itu sendiri seharusnya dijaga baik tutur kata, sikap dan tindakannya. Apalagi di ruang publik saat ini dengan cepat mudah direkam dan diunggah ke media sosial. Alhasil segala tindakan yang tadinya dilakukan di kantor, di jalan atau di keramaian amaka tak menunggu lebih lama langsung berpindah ke ruang digital.

Mata netizen dengan segala jari plus yang terutama jempolnya siap menyanjung kalau itu positif tapi siap memaki dan menghujat kalau ada tindakan sebaliknya alias tindakan yang tak terpuji atau tindakan tak patut. Hal inilah yang harus dijaga dan diperhatikan oleh setiap insan di era digital tak terkecuali itu adalah para ASN.

ASN mudah menjadi sorotan karena sebagai Aparatur Sipil Negara mereka menjadi panutan dan contoh dalam masyarakat tak hannya di dunia nyata api lebih khusus lagi di maya. Segala sepak terjang yang baik akan menjadi inspirasi alias akan menuai sanjungan dan diapresiasi publik. tapi dengan sendiri dan secara otomatis pula segala sepak terjang hany penuh arogansi akan terekam (sepanjang waktu) alias akan terjejak dalam waktu yang lama. Kalau begini kan repot jadinya.

Karena itu menurut penulis, kegiatan literasi digital bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sejalan dengan core value ASN, yakni BerAKHLAK harus diupayakan sampai ke pelosok. ASN di satu sisi dituntut mampu memahami dan merespon cepat digitalisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor publik. Tapi hal itu harus disertai dengan karakter atau budi pekerti yang juga terpuji adanya.

Memang core value ASN BerAKHLAK, khususnya kompeten dan adaptif, bermakna ASN harus terus belajar dan mengembangkan kapabilitas sebenarnya mudah dan cepat untuk diserap dan dipraktikkan. Proses digitalisasi menjadi penting dalam rangka mempercepat pelayanan kepada masyarakat adalah sesuatu yang wajib untuk saat ini.

Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto saat memberi sambutan Literasi Digital Sektor Pemerintahan (6/9/2022) mengingatkan perlunya ASN memahami etiket ketika berinteraksi di dunia virtual atau maya. Pada dasarnya, dunia digital sama dan identik dengan dunia nyata.

Seharusnya ASN juga ikut menerapkan seperti arahan  Presiden Joko Widodo untuk memperbanyak konten-konten kreatif yang mendidik dan meningkatkan produktivitas masyarakat. Hal itu sejalan pula dengan peningkatan kompetensi ASN di era digital.

Jadi mestinyaq ASN mengisis alias membanjiri ruang-ruang digital dengan konten-konten yang positif dan bermanfaat. Dengan ini kan cakap digital akan benar-benar nampak dan terlihat.

Pak Jokowi sendiri pernah mengingatkan dampak negatif media sosial sungguh luar biasa. Kalau tidak waspada, maka repot, kita sendiri bisa hilang baik sebagai individu maupun negara.

Hilang itu tentunya tak sekaligus tapi akan merusak dan meruntuhkan nilai-nilai yang kita pegang dan kita miliki, ini akan dampaknya sangat besar. ASN penting sekali untuk senantiasa membangun wawasan kebangsaan, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari melalui menjaga etika al serta menggiatkan literasi digital.

Menjadi Indonesia maju dan makin cakap digital jangan hanya jadi wacana tentunya tapi berharap terus terealisasi secara nyata!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun