Mohon tunggu...
Ronny Dee
Ronny Dee Mohon Tunggu... Full Time Blogger - I'm a teacher, a father and a husband. I love Indonesia

I'm a teacher, a father and a husband. I love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cegah Kekerasan di Sekolah, Guru Perlu Empati "Online" Plus Literasi Digital

21 Juni 2022   23:20 Diperbarui: 22 Juni 2022   02:41 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan dengan kekerasan jelas sudah tidak relevan. Masih ada saja anggapan bahwa mendidik itu baru berhasil kalau dengan cara tempo doeloe yakni kudu pakai cara yang keras tapi ujungnya emosional tak terkontrol. 

Memahami dan mengenali generasi digital jelas sangat penting. Isu kesehatan mental sangat rentan menyerang mereka. Dengan pembelajaran online atau daring, guru perlu menunjukkan sikap yang ekstra simpati dan berempati dengan para muridnya. 

Jangan gampang melabel dengan label ‘generasi’ rebahan’ atau hanya ‘main game’ semata. Perlu adanya pemahaman serta mau memanusiakan mereka akan membuat para murid itu akan berelasi dengan gurunya. 

Mendidik adalah bagaimana membuat anak itu bisa mengenali dirinya dan potensinya serta memaksimalkannya. Ketika anak itu tertekan karena kekerasan di lingkungan dan datangnya dari guru atau temannya konsekuensinya potensi atau bakatnya tidak akan berkembang. Ditambah lagi dengan adanya perilaku anak yang bisa jadi mencari perhatian atau ada perilaku khusus yang tidak tertangani membuat anak itu potensi untuk menjadi pelaku atau korban kekerasan.

Kekerasan yang terjadi di sekolah jangan dibiarkan atau ditutup-tutupi. Sekolah yang bijak akan mencari solusi. Solutif menghadapinya adalah dengan  bersinergi dan berkolaborasi baik kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, orang tua, dan peserta didik untuk menciptakan suasana kondusif bagi para nara didik tersebut.

Salah satu strategi yang bisa dipakai adalah menerapkan literasi yang menghadirkan harmoni dan damai serta melawan kekerasan di lingkungan sekolah. Di era Merdeka Belajar ini peserta didik harus ditanamkan toleransi sejak dini. Mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dna khusunya para guru harus menjadi teladan yang baik. Tidak hanya sekedar cuap-cuap atau berkoar tapi mempraktikannya. Niscaya dengan kesadaran bersama dan saling mendukung akan menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak lagi. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun