Mohon tunggu...
Ronny Adolof Buol
Ronny Adolof Buol Mohon Tunggu... Fotografer -

Suka membaca dan hobby motret.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pelajaran Ekstrakulikuler Mereka Menanam Padi

20 November 2011   15:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nampak dari kejauhan serombongan anak-anak belia itu sedang asyik bermain lumpur. Sambil bercanda, mereka membungkukkan badan dalam barisan teratur. Setelah Tim 12 Days Exploratory Photo Expedition mendekat, baru ketahuan, ternyata mereka sedang menanam padi.

Anak-anak itu merupakan murid kelas 2 SMP Negeri 2 Manganitu Selatan. Tepatnya berada di Desa Laine. Sebuah kampung tua di Kabupaten Sangihe. Mereka tidak sedang bermain, tetapi sedang belajar. Ya, sore itu mereka sedang belajar mata pelajaran pembudidayaan tanaman yang masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Setiap hari Sabtu, guru mereka mewajibkan anak-anak ini turun ke sawah. Belajar memanfaatkan lahan serta mengolahnya menjadi sawah. Daerah Nusa Utara (Kab. Sangihe, Kab. Talaud dan Kab. Sitaro) di Sulawesi Utara memang tidak terlalu akrab dengan areal persawahan. Kontur tanah yang berbukit-bukit serta pasokan air yang kurang, membuat penduduk kesulitan mengolah lahan kosong menjadi sawah. Dari catatan http://sulut.bps.go.id, Sulawesi Utara mempunyai 107.665 Ha areal panen padi sawah, dengan produksi 554.642 Ton pada tahun 2010. Dari luas itu, hanya 120 Ha yang ada di Kab. Sangihe, 354 Ha di Kab. Talaud dan di Kab. Sitaro malah tidak ada sama sekali lahan persawahan. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh anak-anak sekolah ini sungguh merupakan sebuah langkah yang patut diberi apresiasi. Betapa tidak, untuk pekerjaan yang tidak populer di Nusa Utara ini, mereka dengan senang hati belajar dan mengerjakannya.

“Kami memilih mengajarkan mereka menanam padi pada bidang studi ekstrakurikuler daripada pelajaran lainnya. Karena kami memandang, dengan cara ini anak-anak akan terbiasakan untuk tidak tergantung pasokan beras dari Kota Manado yang relatif mahal. Dan lagi pula mereka senang turun ke sawah,” salah seorang guru mereka memberi penjelasan. Bapak Guru yang selalu setia menemani dan mengajarkan anak-anak ini cara mengolah sawah, justru merupakan Guru Bidang Studi Penjas (Pendidikan Jasmani). “Semangat menularkan cinta lingkungan yang membuat saya tergerak belajar bersama anak-anak,” imbuhnya.

“Saya senang bisa belajar menanam padi. Biar kelak setelah selesai sekolah, saya bisa membantu orang tua saya memenuhi kebutuhan pokok keluarga, terutama beras,” jelas salah seorang murid ketika dimintai tanggapannya. Sebuah pelajaran yang bisa memotivasi kita semua datang dari Desa Laine dalam perjalanan berburu foto selama 12 hari di 5 Kabupaten di Sulawesi Utara bersama PF-PPWI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun