Mohon tunggu...
Ronny Adolof Buol
Ronny Adolof Buol Mohon Tunggu... Fotografer -

Suka membaca dan hobby motret.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Norman Kamaru "Caiya-caiya" Pernah Tersesat di Hutan

11 September 2014   04:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:02 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_323243" align="aligncenter" width="560" caption="Di hutan Suaka Margasatwa Nantu inilah, Norman Kamaru pernah tersesat"][/caption]

Nama Norman Kamaru yang ngetop berkat video "Caiya-caiya" yang diunggah ke Youtube itu, beberapa hari ini kembali santer diperbincangkan. Bukan karena kepopulerannya yang tiba-tiba jadi artis pada 2011, tetapi justru kehidupannya saat ini yang menurut laporan beberapa media menjadi penjual Bubur Manado.

Mantan anggota Brimob Polda Gorontalo yang dipecat tersebut kini benar-benar beralih profesi. Mengira dirinya bisa tenar dan meraup banyak uang, Norman waktu itu mengajukan pengunduran diri dari anggota kepolisian. Polri lalu memecat dirinya. Setelah dipecat kehidupan Norman yang dipuja tersebut malah tak secerah yang dia harapkan. Kini dia bersama istrinya berdagang masakan Manado di Jakarta.

Tak banyak yang tahu, dibalik namanya yang tenar kala itu, Norman ternyata pernah tersesat di hutan Nantu, Gorontalo. "Iya, dia dulu mendapat tugas jaga di sini. Mereka berpatroli di dalam hutan dan sewaktu pulang tersesat jalan," kata James Kumolontang, staf Yayasan Adudu Nantu International kepada saya yang mengunjungi Suaka Margasatwa Nantu beberapa minggu waktu lalu.

Waktu itu Norman bersama anggota tim jaga lainnya berpatroli di dalam hutan Nantu. Mereka mendapat tugas mengawasi penambang liar dan perambah hutan. "Waktu mau pulang ke camp itulah mereka sempat hilang jalan, dengan kondisi persediaan makanan yang sudah sangat menipis," cerita James.

Kisah itu dibenarkan rekan-rekan Norman yang berjaga di Nantu saat saya ke sana. Sambil mengenang masa itu, mereka menceritakan bagaimana selama 4 hari mereka tersesat di hutan tanpa tahu arah pulang. "Norman orangnya menyenangkan, dia terus menyemangati kami juga. Dia masih mau berpatroli bersama kami, padahal waktu itu namanya sudah sangat tenar," cerita salah satu rekan Norman.

Cerita tersesat itu berakhir ketika James menemukan mereka yang hampir kehabisan logistik. Balik dari hutan Nantu itulah menurut rekan-rekannya, Norman kemudian mendapat surat pemecatan. "Sebelum ditugaskan di Nantu, memang dia sudah mengajukan pengunduran diri, karena mungkin merasa karirnya lebih bagus menjadi artist," timpal rekan lainnya.

Rekan-rekan Norman yang berjaga di Nantu waktu itu secara jujur menyayangkan keputusan Norman yang keluar dari kepolisian. Menurut mereka jika Norman waktu itu bertahan di kepolisian, dia bisa menjadi duta bagi polisi.

"Kan namanya tenar karena dia menyandang sebagai anggota polisi, jadi semestinya dia menjaga terus nama korps," pungkas temannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun