Ayat tersebut menunjukkan kecenderungan manusia untuk berpikir bahwa orang dapat lolos dari hukuman jika tidak ketahuan oleh yang berwenang. Begitulah halnya dengan orang yang mengebut di jalan tol, menyontek saat ujian, menggelapkan uang rakyat, dan yang lebih buruk lagi. Jika hukum tidak diterapkan secara konsisten atau jika tidak ada lagi rasa takut ketahuan, orang yang biasanya taat hukum mungkin akan menjadi berani melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan ia lakukan. ”Karena mudahnya penjahat lolos dari hukuman,” komentar majalah Arguments and Facts, ”warga biasa tampaknya terdorong untuk melakukan kejahatan yang paling brutal.”
Semua orang bisa memiliki pikiran yang salah. Setiap hari, kita dibombardir dengan banyak sekali ajakan dan godaan untuk berbuat salah. Alkitab memberi tahu orang Kristen masa awal, ”Godaan yang menimpa kamu hanyalah apa yang umum bagi manusia.” (1 Korintus 10:13) Sekalipun demikian, hasil akhirnya bergantung pada pilihan yang dibuat—segera menepis pikiran buruk atau terus memikirkannya dan membiarkannya berkembang. Ayat tadi, kutipan dari surat terilham Yakobus, memperingatkan bahwa jika seseorang membiarkan keinginan yang salah ”menjadi subur”, tindakan yang buruk pasti menyusul.
Jangan pernah meremehkan pengaruh teman atas diri kita—entah itu baik atau buruk. Sering sekali, orang melakukan hal-hal yang awalnya tidak mereka niatkan—semuanya mereka lakukan karena tekanan teman atau, seperti kata banyak orang, karena pergaulan buruk, dan bencanalah yang mereka tuai. Dalam bahasa Alkitab, ’orang bebal’ tidak memaksudkan orang yang bodoh secara intelektual, tetapi orang yang mengabaikan nasihat yang bijaksana dari Firman Allah. Tua atau muda, jika kita tidak memilih teman bergaul dengan bijaksana, yaitu, menurut standar yang baik dari Alkitab, kita bisa mengantisipasi ”kemalangan.”
Ayat-ayat tadi dan banyak ayat lain dalam Alkitab dengan tepat menjelaskan mengapa orang-orang—mungkin yang biasanya normal-normal saja—melakukan apa yang buruk, bahkan yang mengejutkan. Memang bermanfaat jika kita memahami kekuatan yang mendorong orang melakukan hal-hal yang mengerikan, tetapi adakah harapan bahwa keadaan akan membaik? Ya, karena Alkitab tidak hanya menjelaskan mengapa orang melakukan tindak kejahatan tetapi juga menjanjikan bahwa perbuatan seperti itu tidak akan ada lagi. Apa saja yang dijanjikannya? Apakah semua hal buruk di dunia ini akan benar-benar berakhir? Artikel berikut akan menjawabnya.
Selanjutnya: Bagaimana Orang-Orang yang Melakukan Hal-Hal Buruk Diubah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H