Mohon tunggu...
Ronald Nicolasp
Ronald Nicolasp Mohon Tunggu... -

Saya senang berbagi info edukasi, di dunia maya saya punya aktifitas blogging untuk berbagi informasi yang bermanfaat. Nilai-nilai di dunia ini kian merosot.. apakah sebagai individu di komunitas yg dominan atau di minoritas lain kita ingin terbawa arus bergesernya nilai-nilai itu? \r\nKlik frase "Global Problem" di mesin pencari gogle.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Orang Melakukan Hal-Hal yang Buruk? Menipu, Berbohong Melalui Politik serta Korupsi

20 Agustus 2011   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:37 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

  • “Karena hukuman atas perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, itulah sebabnya hati putra-putra manusia berkeras sepenuhnya untuk melakukan yang buruk”—PENGHOTBAH 8:11.

    Ayat tersebut menunjukkan kecenderungan manusia untuk berpikir bahwa orang dapat lolos dari hukuman jika tidak ketahuan oleh yang berwenang. Begitulah halnya dengan orang yang mengebut di jalan tol, menyontek saat ujian, menggelapkan uang rakyat, dan yang lebih buruk lagi. Jika hukum tidak diterapkan secara konsisten atau jika tidak ada lagi rasa takut ketahuan, orang yang biasanya taat hukum mungkin akan menjadi berani melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan ia lakukan. ”Karena mudahnya penjahat lolos dari hukuman,” komentar majalah Arguments and Facts, ”warga biasa tampaknya terdorong untuk melakukan kejahatan yang paling brutal.”

  • “Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa.”—YAKUBUS 1:14, 15.

    Semua orang bisa memiliki pikiran yang salah. Setiap hari, kita dibombardir dengan banyak sekali ajakan dan godaan untuk berbuat salah. Alkitab memberi tahu orang Kristen masa awal, ”Godaan yang menimpa kamu hanyalah apa yang umum bagi manusia.” (1 Korintus 10:13) Sekalipun demikian, hasil akhirnya bergantung pada pilihan yang dibuat—segera menepis pikiran buruk atau terus memikirkannya dan membiarkannya berkembang. Ayat tadi, kutipan dari surat terilham Yakobus, memperingatkan bahwa jika seseorang membiarkan keinginan yang salah ”menjadi subur”, tindakan yang buruk pasti menyusul.

  • “Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”—AMSAL 13:20.

    Jangan pernah meremehkan pengaruh teman atas diri kita—entah itu baik atau buruk. Sering sekali, orang melakukan hal-hal yang awalnya tidak mereka niatkan—semuanya mereka lakukan karena tekanan teman atau, seperti kata banyak orang, karena pergaulan buruk, dan bencanalah yang mereka tuai. Dalam bahasa Alkitab, ’orang bebal’ tidak memaksudkan orang yang bodoh secara intelektual, tetapi orang yang mengabaikan nasihat yang bijaksana dari Firman Allah. Tua atau muda, jika kita tidak memilih teman bergaul dengan bijaksana, yaitu, menurut standar yang baik dari Alkitab, kita bisa mengantisipasi ”kemalangan.”


  • Ayat-ayat tadi dan banyak ayat lain dalam Alkitab dengan tepat menjelaskan mengapa orang-orang—mungkin yang biasanya normal-normal saja—melakukan apa yang buruk, bahkan yang mengejutkan. Memang bermanfaat jika kita memahami kekuatan yang mendorong orang melakukan hal-hal yang mengerikan, tetapi adakah harapan bahwa keadaan akan membaik? Ya, karena Alkitab tidak hanya menjelaskan mengapa orang melakukan tindak kejahatan tetapi juga menjanjikan bahwa perbuatan seperti itu tidak akan ada lagi. Apa saja yang dijanjikannya? Apakah semua hal buruk di dunia ini akan benar-benar berakhir? Artikel berikut akan menjawabnya.

    Selanjutnya: Bagaimana Orang-Orang yang Melakukan Hal-Hal Buruk Diubah?

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun