Mohon tunggu...
Roni Toxid
Roni Toxid Mohon Tunggu... pegawai negeri -

me myself and my alter ego called art

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Partai Agama Menelan Agama

22 Mei 2013   23:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:10 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering hanya 'windows shopping' di Fesbuk, twitter atau sosial media lainnya. Mengamati tendensi manusia yg bekiprah di dalamnya mengeluarkan semua isi kepala.

Eniwei, cuma ngasi pengamatan lepas, saat mulai panasnya 'isu' tidak sedap yang mengguncang Partai Islam populer, sebut saja PKS *seakan-akan bukan nama Partai sebenarnya*

Cuma mengamati, kalo akhirnya, di dunia sempit bernama 'sosial media' ini, orang2 yang paham agama pun seakan 'pecah' suara karena isu2 PKS tadi.

Ada yang begitu 'benci' dan menghujat dg dalil, ayat tentang kemunafikan bla bla bla

Tapi ada pula yang begitu 'loyal' membela PKS dengan sebegitu gigihnya...

Duuuuh, apakah ini tanda bahwa kita (umat Islam) sudah meletakkan identitas partai diatas keimanan kita?
Apakah nanti pada akhirnya kita akan mulai memandang 'miring' sesama muslim gara-gara dia bukan 'kelompok' kita?
Seakan Islam bukan lagi pemersatu umatnya, tapi ada turunan-turunannya lagi, ada kelompok, sub-kelompok, partai dll, yang identitasnya justru lebih erat dipegang oleh umat muslim melebihi identitas agamanya sendiri.

Itu kenapa, saya sampai sekarang gak setuju dengan partai Islam.
Karena agama itu sakral, sedangkan politik itu kotor dan pragmatis.
Menarik Agama ke dalam ranah politik, mungkin akan bisa membawa aura kebaikannya ke dalam partai politik.
Tapiii.. selama yang menangani manusia, dasar hukum AD ART, dan kebijakan maupun eksekusinya semua dijalankan manusia yang penuh nafsu, akhirnya yang terjadi kebalikannya : Politik yang mencoreng nama Islam, seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Jujur miris bacanya, nama-nama islami selalu muncul dalam korupsi dan skandal sex.

Why??

Yaudahlah, saya cuma pengen nulis. Netral. Saya bukan anggota partai manapun.
Tapi kalo anda mau bikin partai, coba namailah Partai Hawa Nafsu, dijamin anda dan anggota anda tidak akan munafik dalam berkecimpung di dunia politik.

Intinya, cuma mengingatkan, kalopun anda simpatisan atau anti dg suatu partai politik atau organisasi, jangan lupa, ada identitas lebih tinggi dan mulia dari itu semua yang seharusnya bisa mempersatukan kita yaitu : Islam.

Jadi bole berpendapat,  tapi ga usah merasa yg paling benar, karena menurutku, perpecahan terjadi BUKAN karena salah satu bediri di posisi benar dan satunya salah.
Tapi karena keduanya berdiri di posisi BENAR, tapi tidak ada yg mau mengalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun