Oleh: Ronisa
Karir merupakan hal yang sudah tidak asing terdengar oleh telinga kita. Menurut Simamora (2001:505), karir sendiri memiliki arti yaitu "urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama tentang hidup orang tersebut". Karir yang baik tentu saja bisa di dukung oleh pendidikan yang baik pula. Jangan lupakan perjuangan R.A Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, tak seharusnya kita sebagai wanita menyia-nyiakan hal tersebut untuk dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan mencapai cita-cita yang dengan menjadi wanita karir.Â
Mengingat sekarang zaman sudah semakin maju dan modernisasi yang membuat wanita tak seharusnya selalu berkiprah dalam urusan rumah, serta didukung oleh pendidikan di Indonesia yang sudah sangat dianggap penting hingga diterapkannya aturan "wajib belajar 12 tahun" dan efek globalisasi yang semakin maju membuat persaingan bisnis semakin ketat, seolah mewajibkan setiap orang untuk memiliki pendidikan yang tinggi untuk mendukung karirnya di masa yang akan datang, tanpa terkecuali untuk wanita, karena setiap petinggi perusahaan pasti ingin memiliki karyawan dengan pendidikan tinggi yang memiliki daya potensi diri yang baik untuk di tempatkan pada posisi-posisi tertentu yang diyakini bisa di atasi oleh orang tersebut.
Banyak wanita-wanita di luaran sana yang menjadi atasan, bahkan pemimpin suatu perusahaan. Tidak bermaksud merendahkan pria, ingatan seorang wanita cenderung lebih baik dibandingkan dengan pria, pernyataan tersebut di dukung oleh sebuah penelitian neurologi yang diterbitkan dalam "Journal of American" pada tahun 2015 yang mencatat bahwa cara kerja otak wanita lebih efektif dalam mengingat hal-hal yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, itu sebabnya banyak perusahaan menempatkan seorang wanita yang katanya lebih memiliki daya ingat yang tinggi dibandingkan pria serta potensi diri yang baik untuk menjadi atasan sebuah perusahaan.Â
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, sering kali terdengar opini "Untuk apa sekolah tinggi-tinggi? Toh, akhirnya wanita tetap jadi ibu rumah tangga". Opini tersebut muncul dari orang-orang yang memiliki mindset bahwa wanita yang seharusnya menjadi ibu rumah tangga malah lebih memilih untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi untuk kemudian menjadi wanita karir pada masa yang akan datang.Â
Opini tersebut tidak sepenuhnya salah, karena memang hakikatnya seorang wanita pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga, dan dinafkahi oleh suami, tetapi ada hal yang sama pentingnya dengan menjadi ibu rumah tangga yang baik bagi wanita yaitu, karir dan pendidikan yang baik sebagai pendukungnya. Pendidikan yang baik, tentu saja mendukung karir seseorang.
Berkarir tentu saja tidak selalu harus berada di luar rumah seperti bekerja pergi pagi dan pulang sore. Seorang wanita bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk bisa berkarir di dalam rumah. Bermodalkan handphone dan komputer, seorang wanita dapat berkarir di dalam rumah contohnya dengan berbisnis online, menjadi konsultan jika memiliki latar belakang pendidikan konsultasi, menjadi guru privat online, dan lain-lain.Â
Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita dapat berkarir di mana saja tanpa batasan atau larangan untuk seorang wanita dalam berkarir selama karirnya membawa pengaruh yang baik dan memberi keuntungan untuk diri sendiri, maupun orang lain.
Seorang wanita karir harus dapat menempatkan diri di mana dia sedang berada, dengan kata lain hal yang perlu di perhatikan saat wanita lebih memilih untuk berkarir adalah harus pandai membagi dan mengatur waktu, jangan sampai saat karir lebih di dahulukan, sedangkan keluarga menjadi terabaikan dan tidak terurus. Dahulukan mana yang lebih penting untuk diprioritaskan.
Wanita dengan karir yang baik, tentu memiliki poin lebih dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam ruang lingkup rumah tangga. Mengapa? Karena, kita selaku wanita tidak selalu harus bergantung kepada suami dalam urusan ekonomi, tentunya kita harus bisa mandiri dan membantu perekonomian rumah tangga dengan cara bisa menghasilkan uang sendiri. Tak hanya menghasilkan keuangan sendiri, wanita karir pasti bisa mengatur keuangan dengan baik hingga tidak akan sampai merepotkan suami dalam hal hitung-hitungan perihal keuangan.
Tak selamanya yang harus berkarir adalah pria, wanita juga dapat berkarir sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Perihal mindset bahwa seorang wanita wajib memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik dibandingkan menjadi seorang wanita karir merupakan hal yang dapat ditentukan oleh individu masing-masing.Â