Mohon tunggu...
Roni Patihan
Roni Patihan Mohon Tunggu... Guru - Alumni LIPIA Jakarta, pimpinan Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh, Sumatera Barat

Menyukai membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Santri dalam Kemerdekaan Indonesia

22 Oktober 2023   14:05 Diperbarui: 27 Oktober 2023   07:51 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Syaikh Abbas Abdullah adalah salah satu ulama Minang Kabau yang dihormati pada masanya. Beliau adalah salah satu murid Syaikh Ahmad Khatib Al Minang Kabawi, yang bertahun - tahun lamanya belajar di Masjidil Haram, lalu juga belajar di Al Azhar Mesir.
Beliau mendirikan pesantren yang dinisbatkan kepada namanya, Darul Funun El Abasyiah di Padang Japang Lima Puluh Kota, yang masih berdiri hingga kini. Dari nama pesantrennya, dapat terlihat bahwa Syaikh Abbas begitu terkesan dengan model pendidikan di Turki Utsmani.


Itu karena nama Darul Funun merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk pertama kali oleh Sultan Muhammad Al Fatih tak lama setelah menaklukkan kota Konstantinopel (hari ini Istanbul) di Turki.


Tapi peran dan jasa Syaikh Abbas Abdullah bukan hanya sekedar ide besar bernegara saja, perannya lebih dari itu. Di tahun 1945, di saat Indonesia baru saja merdeka, Belanda ternyata masih berkeinginan menjajah Indonesia. Maka terjadilah Revolusi bersenjata di seluruh Nusantara.


Syaikh Abbas menggerakkan murid -- muridnya untuk berjihad fi sabillah. Beliau sendiri diangkat menjadi Imam Jihad oleh Majlis Islam Tinggi (MIT) yang berpusat di Bukittinggi. Pesantrennya juga pernah dijadikan salah satu pusat pertahanan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dimana Mr. Teuku Mohammad Hasan, wakil ketua PDRI, menjadikannya sebagai markas perjuangan.


Begitu juga perjuangan dan perlawanan para santri, kiyai, ulama bersama rakyat di daerah lainnya melawan penjajah.
Pada tanggal 22 Oktober 1945 seorang ulama kharismatik Jawa Timur, pendiri Nahdhatul Ulama (NU), organisasi massa terbesar di Indonesia, KH. Hasyim Asy'ari mengobarkan Resolusi Jihad untuk menentang penjajah.


Resolusi Jihad itu berisi perintah kepada seluruh umat muslim di Indonesia untuk berperang melawan sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan. KH. Hasyim Asy'ari juga turut menggerakkan santri, pemuda, dan masyarakat untuk sama-sama berjuang melawan pasukan kolonial yang berupaya merusak keutuhan NKRI.


Tanggal dibacakannya Resolusi Jihad itu kemudian ditetapkan pemerintah pada tahun 2015 sebagai hari Santri Nasional. Itu karena ulama dan santri pondok pesantren dianggap memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengisi kemerdekaan.


Pada saat yang sama juga agar kita dapat mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Dokpri
Dokpri
Selamat Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 78. Selamat hari Santri Nasional 22 Oktober. Semoga semangat perjuangan dan pengorbanan para tokoh bangsa, ulama kita dapat kita warisi dan teladani. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun