Mohon tunggu...
Roni Patihan
Roni Patihan Mohon Tunggu... Guru - Alumni LIPIA Jakarta, pimpinan Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh, Sumatera Barat

Menyukai membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuh Fakta Tentang Kelahiran Nabi yang Jarang Diketahui

25 September 2023   22:19 Diperbarui: 28 September 2023   20:01 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penampakan rumah suku pedalaman Arab yang terbuat dari susunan bebatuan. Sumber : bangka.tribunnews.com

Penyebutan secara spesifik negeri Syam dalam mimpi Ibunda Rasulullah, bukan negeri yang lain, menunjukkan bahwa suatu masa nanti umat Islam akan menaklukkan negeri Syam, dan Islam akan menjadi agama yang kokoh dan kuat di sana.

Sebab pada masa itu, pada saat Nabi dilahirkan, Syam dikusai oleh kekaisaran Romawi, dan baru dikusai sepenuhnya oleh kaum Muslimin pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Fakta Keempat, nama Muhammad diberikan oleh kakeknya, Abdul Muthallib

Muhammad, jika menelurusi akar katanya, maka kita akan menemukan bahwa kata itu merupakan isim maf'ul dari kata "hamdun" yang berarti pujian. Sedang Muhammad sendiri berarti orang yang terpuji.

Namun nama Muhammad belum dikenal masyarakat Arab di masa itu. Belum pernah seorangpun memiliki nama itu sebelumnya. Kebiasaan masyarakat Arab adalah menamai anak keturunan mereka dengan nama nenek moyang mereka.

Abdul Muthallib tentu tidak asal memberi nama cucu kesayangannya itu begitu saja, tanpa ada maksud dan tujuannya.

Itu bermula dari perjalanan Abdul Muthalib menuju negeri Syam bersama tiga orang rekannya untuk suatu keperluan dagang. Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang rahib (pendeta), yang mengabarkan kepada mereka bahwa kelak akan muncul seorang Nabi dari kota Makkah yang bernama Muhammad.

Setelah kejadian itu, Abdul Muthalib beserta tiga rekannya bertekad bila nanti lahir bayi laki-laki sepulang mereka dari Syam, mereka akan memberi nama Muhammad. Allah menakdirkan bahwa bayi laki-laki yang pertama kali lahir di antara mereka berempat adalah cucu Abdul Muthalib sendiri.

Maka tanpa ragu Abdul Muthalib pun memberi nama cucu tercintanya itu dengan Muhammad.

Ketika ditanya oleh masyarakatnya, mengapa Abdul Muthallib tidak memberi nama anak itu dengan nama nenek moyang mereka, Abdul Muthallib menjawab, "Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi."

Allah mengabulkan harapan Abdul Muthallib. Cucunya itu, Muhammad SAW, kelak diangkat menjadi Nabi dan Rasul terakhir, sedang namanya terus saja mendapatkan pujian makhluk yang ada di bumi, juga makhluk - makhluk langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun