Jika kita memahami jenggot saja sebagai sunnah Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam, maka Karl Marx dengan jenggot kurusnya lebih berhak disebut ahli sunnah. Bahkan Rasputin pun lebih banyak dan besar jenggot nya di zamannya tentu dia lebih layak menyandang sebutan pengikut Nabi dari kita.Â
Sunnah yang saya pahami dari bacaan-bacaan sederhana adalah mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam hal apa yang membedakannya dengan selainnya. Mulai akhlaknya yang mulia seperti, sopan santun, lebih banyak menyimak dari pada berbicara memerintah, lebih suka bertoleransi daripada memaksakan kehendak, ramah, mudah bergaul, menghormati yang tua, menyayangi  anak-anak bahkan binatang, murah senyum, suka menolong, gemar membantu yang lemah, memuliakan perempuan, tulus tanpa pamrih, dan ikhlas hati. Semuanya dilakukan tanpa terbeban dengan atribut dan gelar yang disandangnya dari Allah SWT.Â
Mari kita tengok dalam beberapa haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menggunakan jari-jarinya untuk menyuap makanan ke dalam mulutnya. Berjalan di pasar membeli kebutuhannya, menggunakan toilet saat menyelesaikan hajatnya. Apakah semua itu mesti juga kita anggap bagian dari sunnah yang mutlak ditiru oleh umatnya? Dan apakah semua itu merupakan kunci kegemilangan Islam?Â
Sebaliknya, semua contoh itu adalah persoalan formal yang berhubung langsung dengan umur dan segala kelemahannya. Ketika umur bertambah, tentu kondisi fisik akan berubah. Menyesuaikan dengan kondisi diri dan ketersediaan alat bantu di zaman itu. Ada yang dulu tidak ada, namun sekarang telah ada bahkan kedepan pun akan terus berubah sesuai dengan kemajuan pola pikir dan hasil pikir manusia. Lihat saja unta atau kuda, dulu jauh sebelum zaman kita merupakan alat transportasi dan kendaraan VIP tidak sembarang orang memiliki dan mengendarainya. Namun sekarang, jet pribadi memupuskan keteringatan manusia dengan  unta dan kuda. Begitulah perubahan zaman yang dialami dan dilalui manusia.Â
Sunnah Nabi shallallahu alaihu wasallam adalah prilaku yang berhubungan erat dengan prilaku Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bukan berhubungan dengan prilaku manusia normal. Lihatlah ketika orang-orang musyrik berselisih tentang siapa yang paling berhak membawa hajarul aswad ke tempat asalnyaasalnya sebelum kenabian. Orang-orang musyrik berselisih pendapat, pemuda bernama Muhammad muncul dihadapan mereka, lalu serentak mereka berkata," inilah orang yang dapat dipercaya," Mereka pun menuruti saran dari Muhammad. Dan perhatikan lah, mereka tidak berkata, "inilah orang yang berjenggot dapat dipercaya. " Inilah tuh persoalannya, sebagai Perkataan . Mostafa Mahmud.Â
Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyuruh umatnya memakai jenggot agar dengan orang Yahudi. Tapi sekarang orang Yahudi telah menggiatkan jenggot. Islam bukan tak peduli dengan keindahan dan tampilan fisik. Tapi jangan sampai hakikat sunnah ditutup dan lebih dipentingkan dari hakikat rahmatan lil'alamin yang diseru oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H