Mohon tunggu...
Roni Fadli
Roni Fadli Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Pengalaman adalah proses pembelajaran untuk menghadapi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menilai Perilaku Mahasiswa dalam Penentuan Karier ke Depan

17 Januari 2021   23:45 Diperbarui: 1 April 2021   00:25 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisuda - view.ceros.com

Berbicara mahasiswa, merupakan sekumpulan siswa yang sudah lulus sekolah menengah atas lalu melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Tetapi, jenjang pasca sarjana baik magister maupun doktoral itu disebut mahasiswa juga loh. Tentunya sebutannya mahasiswa pasca sarjana, sama tapi beda hehe.  Oke, saya tidak mau melebar  membahas jenjang mahasiswa sarjana saja lah ya. Hhm sejatinya potensi paling besar pembentukan kemampuan di jenjang sarjana. Kalau mahasiswa pasca sarjana biasanya orientasinya menjadi dosen, peneliti atau tujuan yang lainnya yang menunjang karirnya.

Tapi  sekarang fenomena sebenarnya sudah terjadi mahasiswa jenjang sarjana banyak mengambil kuliah karyawan. Ya, kuliah sambil kerja begitulah kira-kira. Biasanya diadakan  PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Kalau di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) sepertinya tidak ada ya kelas kuliah malam atau kelas sabtu minggu. Tentunya kalau saya pribadi sama saja kampus negeri dan swasta karena sudah ada BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi) tinggal diri mahasiswa tersebut mau mengembangkan dirinya seperti apa di kampus masing-masing. 

Saya teringat sebuah ungkapan bahwasannya mahasiswa merupakan agen perubahan ? entah sadar apa tidak ungkapan itu tersemat didiri mahasiswa. Tentunya karena jiwa mudanya, kritisnya, intelektualnya, prestasinya dan yang lainnya. Tapi sejatinya seseorang yang terus melanjutkan pendidikan tinggi itu merupakan suatu aktifitas yang mulia. Karena dia harus belajar membagai waktu, pikiran dan tenaganya untuk studi belajarnya supaya mendapatkan ilmu yang berguna dan bermanfaat. Teringat saya dengan lagunya Iwan Fals

[Lirik "Sarjana Muda"]

[Verse 1]
Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Disela bibir tampak mengering
Terselip sebatang rumput liar

[Pre-Chorus 1]
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan

[Chorus]
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman
Sebuah jawatan

[Verse 3]
Terjenuh lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang didambakan 

[Pre-Chorus 1]
Tak perduli berusaha lagi
Namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat

[Chorus]
Engkau sarjana muda
Resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia-sia semuanya

[Outro]
Setengah putus asa dia berucap
"maaf ibu..." 

Pada nyanyi ya hehe, atau denger liriknya pada takut. Saya ambil lirik ini karena realitanya rata-rata supaya mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya sah-sah saja karena itu cita-cita orang tua juga kan. Mempunyai anak yang terdidik dan mapan kerjaannya. Begitulah kira-kira. Tapi fakta membuktikan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta orang. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah pengangguran tersebut naik 2,67 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ia menyebutkan, penambahan pengangguran tersebut juga turut dipengaruhi pandemi COVID-19. Berdasarkan tingkat pengangguran terbuka (TPT), lulusan Diploma I hingga III 8,08 persen, strata I 7,35 persen, SMK sebesar 13,55 persen, SMA 9,86 persen, SMP 6,46 persen, dan lulusan SD 3,61 persen. Lulusan perguruan tinggi paling banyak loh angka penganggurannya.

Dari data tersebut menjadi perhatian supaya jangan berfikir in the box tapi harus berpikir out of the box. Maksudnya kita harus keluar dari paradigma umum contohnya kalau lulus langsung nyari kerja ngandelin ijazah tok. Kamu bisa bayangin kalau tidak ada pengalaman kerja, soft skill tidak ada, pengalaman berorganisasi enggak ada dan hidup apa adanya aja. Berat untuk dapat kerja. Ya memang sih rejeki sudah di atur, tapi kita kan disuruh berusaha. Berpikir out of the box, bisa saja kamu buka usaha bikin manajemen yang baik dan kamu menjadi bos nya. Kamu juga jangan mengandalkan ilmu dikampus saja, jalin relasi keteman temanmu yang sukses baik pekerjaan atau usaha belajar ke mereka. Tingkatkan soft skill kamu dari berbagai bidang apapun itu semua juga menunjang karirmu nanti. 

Terakhir, setiap orang umumnya kuliah ingin belajar. Kalau kata babehnya doel di Film Si Doel Anak Sekolahan.. supaya pinter, dapet kerjaan yang bener, biar enggak dibego-begoin orang.  Tetapi sebaik-baiknya niat kan ada di hati. Mungkin saja buat syarat nikah ada gelar biar gimana gitu, menunjang karir di tempat kamu kerja sebelumnya atau sekedar isi waktu luang???. Mungkin yaa hehe

Siapa yang menanam dia yang akan menuai. Setiap pilihan yang kita ambil itu menjadi hasil yang bisa kita petik di kemudian hari. Jangan lupa minta doa dari orang tua yakinlah mereka yang membuat kita sampai kita saat ini.  (RF)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun