Mohon tunggu...
Roni
Roni Mohon Tunggu... -

hanya ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ayam Goreng Tulang Lunak Mas Bejo

2 Desember 2012   07:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:19 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ayam Goreng Tulang Lunak Mas Bejo

Memang kurang nyaman apabila kita menyantap ayam goreng dan harus memilah-milah daging yang menempel di tulang. Mengganggu dan terkadang menghalangi kebebasan kita dalam menyantab ayam goreng. Tapi apabila menyantab ayam goreng dengan tulang yang sudah lunak tentunya kita dengan leluasa menikmati gigitan tanpa perlu khawatir gigi kita akan menekan benda yang keras. Mulut bergoyang serasa bebas menikmati lezatnya daging dan tulang ayam tanpa halangan.

Warung makan yang menyediakan menu ayam goreng maupun bakar memang sudah terlalu banyak didapati di Yogyakarta. Dari warung makan hingga lesehan, menu ayam goreng maupun bakar seperti menjadi menu yang sangat umum dan mudah sekali ditemui. Namun di jalan Wahid Hasyim terdapat satu warung makan dengan menu ayam goreng maupun bakar yang berbeda. Di depan bangunan dari kayu ini terpampang papan dengan tulisan “warung makan MBJ mas Bejo”. Disini ditawarkan menu ayam goreng maupun bakar dengan tulang yang lunak.

Warung makan ini memang belum lama berdiri di Yogyakarta, kira-kira dua tahun yang lalu, dan menjadi warung makan ayam goreng maupun bakar dengan tulang lunak pertama dan satu-satunya di Yogyakarta. “Warung makan ini berdiri sekitar dua tahunan yang lalu dan untuk peringatan ulang tahunnya mulai tanggal 14 Januari 2010. Pertama berdiri di Jogja dan satu-satunya”, ungkap Danil, laki-laki 34 tahun yang menjadi manajer warung makan ini. Sementara MBJ atau mas bejo sendiri adalah sebagai brand dari warung makan ini. Warung makan MBJ ini buka mulai pukul 11.00 sampai pukul 23.00.

Ayam goreng tulang lunak ini sendiri terinspirasi karena memang belum ada warung makan lain yang menyajikan ayam goreng dengan tulang lunak. Tidak hanya itu pula sajian dan cara masaknya pun juga berbeda. “Kita berbeda dalam penyajiannya sementara cara masaknya kami dengan dipresto dengan waktu dan volume air yang pas, waktu presto sekitar satu setengah jam, kalau lebih tidak bisa diambil, kalau kurang juga tidak lunak, papar Daniel ketika ditemui di warungnya (29/10). Karena masih cukup baru, warung makan ini juga terbatas dalam pilihan menu. Diantara menu yang menjadi menu utama memang baru tiga. “Menu kita masih terbatas, hanya menu ayam goreng, bakar dan pecel. Sementara yang pecel ini kita baru launching berapa bulan yang lalu dan ternyata peminatnya masih sedikit. Penyajiannya juga agak berbeda pakai cobek dan kalau dibawa pun berat hehehe...”. Tambah Daniel sambil ketawa kecil.

Untuk soal rasa, ayam goreng maupun bakar disini cukup lezat. Bumbu gurih pada ayam goreng meresap sampai ke dalam daging, begitu pula dengan ayam bakar yang mempunyai aroma khas, kecap serta bumbu yang meresap hingga ke dalam daging, warnanya pun agak kecoklatan.

Harga yang ditawarkan pun cenderung lebih murah dibandingkan warung makan lesehan di pinggir jalan, sementara harga ayam goreng maupun bakar di MBJ hanya Rp 10.000,00. “ Harganya standar, kalau dibandingkan dengan lesehan di pinggir jalan harganya sedikit dibawahnya. Terus terang kami baru saja menaikkan sedikit harga sejak setengah tahun ini, kami juga memikirkan konsumen “. imbuh Daniel dengan ketawa kecil yang hangat. “ Sasaran awal dulu kami hanya mahasiswa dan penghuni kontrakan, kami pilih disini karena kami dekat di wilayah mahasiswa, saya juga dulu hampir jadi mahasisa jadi kami berpikir juga keuangan yang sesuai dengan mahasiswa. Jangkauan kami sebenarnya ingin mengikat pelanggan, bagaimana menawarkan konsep yang murah dan memuaskan ”. Papar lelaki asal Jawa Timur ini.

Minat dari ayam goreng tulang lunak ini sebenarnya cukup berkembang dan mendapat tawaran di berbagai kota. “Sebenarnya ada tawaran di Solo dan Magelang hanya saja kami kekurangan sdm. Saya, Pak Okta sebagai owner dan Pak Martin yang juga pengelola kekurangan space waktu karena kami siang bekerja dan baru mengurusi warung makan ini setelah pulang kerja. Kami juga kekuranga juru masak, karena baru dua orang saja sebagai juru masak.”

-Roni Fajar Anggara-

153090109

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun