Lucunya negeri ini masih kelimpungan dalam mengatasi setiap permasalahan didalam negeri. Ketika diluar negeri antar negara berperang maka disini dalam satu negara yang berperang. Antar suku, agama dan kelompok saling jebak mencibir.
Rupa warna sama sensasi perbedaan selalu menjadi egoisme dalam diri. Lahir kata toleransi yang memaksa untuk menerima sistematis perbedaan. Akan tetapi semua lebur kedalam kubur yang membunuh kesejahteraan.Â
Maka dari itu perombakan lagi terhadap toleransi harus betul-betul dikaji dalam rumusan yang panjang. Hari ini makna toleransi sudah tidak murni lagi dalam kegiatan perbedaan.
Seseorang yang memaksa untuk toleran bukan sebuah toleransi itu sendiri. Maka dari itu dalam kegiatan bersosial toleran akan hadir seiring diterimanya perbedaan akan tetapi tanpa harus dipaksakan untuk menyuarakan toleransi. Atau dipaksa menghargai orang lain. Itu jadinya penghianat pada toleransi.
Perhatian penuh untuk memaknai toleransi harus betul diresapi bukan hanya sebagai penghianat bisa juga menjadi provokator perbedaan yang tidak kasat mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H