Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Oni Adalah Cucu Kesayangan Pejuang

18 Agustus 2011   12:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="622" caption="Ilustrasi kakek dan cucu (http://www.anthonymillerphotography.com)"][/caption]

Seorang anak kecil dengan nama panggilan Oni adalah anak yang sangat lincah. Dia suka sekali berbicara, baik dengan orang tua, teman taupun bicara sendiri. Sesekali dia dimarahi orang tuanya karena berbicara disaat makan. Sehingga pernah tersedak karena masih saja berbicara dengan mulut penuh makanan.

"Uhuk..., uhuk..."

"Nya cek bapa ge naon. Jeup! jeumpe heula, ulah waka baceo ari keur emam mah"

(Tuh kan ayah bilang apa. Jangan bicara dulu, jangan ngoceh dulu kalo lagi makan)

Begitulah ayah Oni berkata dengan tatapan serius. Oni sibuk mengambil minum dari ibunya. Pandangan Oni tidak lepas dari wajah ayahnya. Oni memang takut jika dipelototi ayahnya, sehingga dia masih mengintip tatapan ayahnya dari balik gelas berisi air putih itu.

Oni masih berumur 4 Tahun. Saat itu, dia belum sekolah. Tapi dia suka ikut ibunya ke sekolah. Ibunya seorang guru Sekolah Dasar, di sekolah itu dia senang karena banyak yang mengasuh. Bahkan sering sekali dia pulang dengan membawa banyak permen dari murid-murid ibunya.

***

Oni disukai sekali oleh kakeknya. Sering sekali Oni menginap di rumah kakeknya karena ketiduran. Di rumah Oni memang belum ada televisi, sehingga Oni sering menonton di rumah kakeknya. Entahlah tayangan apa yang di tonton. Karena memang hanya ada satu siaran televisi saja yaitu TVRI. Siaran itupun baru mulai ada pada jam 02.30 sore hingga jam 12 malam. Pembukaan dan penutupan siaran, tidak pernah lewat dari lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Meskipun tidak pernah ada yang mengajari, Oni bisa hafal lagu Indonesia Raya dari siaran televisi tersebut. Karena setiap sore Oni sering menontonnya. Bahkan ketika siaran masih berupa gambar kotak-kotak berwarna warni, lengkap dengan tampilan jam di tengahnya. Oni tahu betul bahwa jam 02.30 tayangan akan di mulai.

Oni tidak tahu siapa wakil presiden Republik Indonesia saat itu. Namun, Oni sangat hafal dengan nama dan wajah Presiden Soeharto. Karena sering sekali dia melihatnya di tayangan televisi. Oni terkadang cemberut jika acara kesayangnnya atau acara yang sdang di tontonnya dipotong oleh Laporan Khusus. Biasanya siaran tersebut adalah siaran yang ada Presiden Soehartonya. Saat menunggu selesai siaran khusus itulah biasanya Oni tertidur. Dalam pangkuan kakek atau neneknya.

[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="TVRI (http://www.wmcnetwork.com)"]

[/caption]

Hampir setiap akhir bulan, Oni pasti diajak kakeknya ke kantor Pos. Oni biasa mengenakan pakaian baru atau pakaian khusunya untuk berjalan jalan ke Kota. Pakaian itu biasanya pakaian yang dibeli saat lebaran. Memang tidak setiap hari pakaian itu dipakai. Khusus pada acara tertentu saja, atau ketika bepergian ke tempat rekreasi.

Oni sudah tahu betul, jika ibunya mengeluarkan pakaian yang tidak biasa dikenakan sehari-hari itu, pasti ada acara istimewa atau akan bepergian. Jika sudah ada kakeknya menunggu, Oni sudah mengerti bahwa dia akan diajak ke kantor Pos untuk mengambil uang pensiun. Oni senang sekali, karena biasanya dia akan dibelikan mainan baru atau dibelikan makanan yang enak-enak.

"Asyik! Uni bade meser momobilan"

(Asyik! Uni akan beli mobil-mobilan)

Oni memang biasa menyebut dirinya sendiri dengan "Uni" Entahlah, mungkin dia belum bisa menyebutkan "O" dengan jelas. Sehingga dia biasa menyebut "Uni" untuk "Oni".

Oni terlihat sudah bersiap, bedak yang masih belepotan di pipinya di usap oleh kakeknya. Kemudian Oni dan kakeknya pergi dengan menggunakan motor Honda CB 125. Kepergian mereka disaksikan ibu Oni dengan lambaian tangan. Oni membalas lambaian tangan itu sambil duduk di atas tangki motor. Oni terlihat sangat senang, dia menggerakan kakinya berkali kali sambil tersenyum. Gerakannya menyerupai orang yang sedang naik kuda.

***

Ketika pulang dari kator Pos, Oni berada dalam pangkuan kakeknya. Beberpa mainan baru Oni di pegang kakeknya. Sepertinya dia kerepotan. Sehingga ibu dan ayah Oni segera membantu kakeknya untuk membwa beberapa mainan dan bungkusan yang di bawa kakeknya itu. Ternyata Oni tertidur diatas motor, beruntunglah mereka berangkat bertiga dengan pamannya. Sehingga kakek oni memegang Oni yang tertidur diatas motor. Paman Onilah yang mengendarai motor tersebut.

Baru beberapa menit Oni ditidurkan diatas kursi di rumahnya, Oni terbangun. Oni langsung teringat dengan mainan yang baru saja dibelikan oleh kakeknya tersebut.

"Mobil! Mobil!"

Mendengar itu, Kakek dan ibu Oni langsung memberikan mobil-mobilan baru Oni. Seketika itupun, Oni langsung mengambilnya. Beberapa saat dia memainkan mainan barunya tersebut. Oni menjalankan mobil-mobilannya dengan posisi telentang. Mobil mobilan itu dimaju dan mundurkan diatas  perut dan dadanya. Hanya sebentar dia memainkan itu, karena dia langsung tertidur lagi.

Sepertinya Oni bermimpi. Karena sesekali dalam tidurnya dia berkata menyerupai suara mobil. "ngeeeeng!" begitulah dia berkata dengan posisi telentang. Mobil mobilan itu masih di pegang dengan tangan kanannya. Kemudian kakek Oni menyimpan mobil mobilan itu di bawah kursi. Karena takut nanti akan terjatuh. Kakek, nenek dan orang tua Oni melihat Oni yang sedang tertidur. Mereka tersenyum, kemudian nenek Oni mencubit pipi Oni perlahan, penuh kasih sayang.

***

Saat Oni bangun dari tidurnya, Dia terkesima dengan apa yang dilihat di diatas meja. Ternyata disana ada sebuah televisi. Entah siapa yang yang membelinya, tapi sudah pasti bahwa televisi yang masih baru itu untuk di simpan disana. Oni langsung lonjak-lonjak kegirangan.

Ayah Oni dan beberapa pemuda sedang sibuk memasang antena. Di daerah itu, Antena televisi harus dipasang menggunakan bambu yang sangat panjang. Karena dengan cara itulah siaran satu satunya itu bisa di terima. Meski demikian Oni sangat senang. Karena memang saat itu hanya ada satu siaran televisi saja.

Sejak saat itu, Oni tidak pernah lagi ketiduran di rumah kakeknya. Tapi, justru kakeknya yang ketiduran di rumah Oni. Karena dia menemani oni menonton televisi.

***O***

NB : Ini adalah keadaan pada sekitar 24 tahun yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun