Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Perkosa Nusantara

19 November 2011   03:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:29 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://lintasbatas.grou.ps/

[caption id="attachment_144479" align="aligncenter" width="550" caption="Sumber gambar (http://mbahwo.com/)"][/caption] Mengerang Mengejang Merintih kesakitan Hasrat Birahi Nafsu Gairah bergelora Ranumnya puncak gunung Putihnya tepi pantai Aroma hutan menggoda Perdaya akal Jajahi naluri Campakkan nurani Demi sebuah kepuasan Terpasung dolar Terbelenggu rupiah Dipenjara rakus Haus kepuasan duniawi Perkosa alam Nodai hutan perawan Kotori sucinya embun pagi Kepulkan asap pencemaran Ibu pertiwi menjadi korban Terkapar dalam tandusnya ladang ilalang Merintih ditengah hutan tak berpohon lagi Teriak disekitar lembah gersang Sungai dekil alirkan limbah Bocah kecil ratapi pencemaran Takut kekeringan melanda Cemas bandang di musim hujan Sebait sajak pada penjarahan Lantunan syair pada perambahan Ayat ayat legalisasi pengerukan ladang emas "Akankah kita hanya diam saja?" Kibarkan saja bendera itu ditengah hutan gundul Naikkan sang merah putih diatas tanah yang tercemar Agar kita semua tahu Ini milik kita bersama Yang harus kita jaga kelestariannya Ketika bendera itu berkibar diatas pohon kering Biarkan para penjarah dari bumi sendiri itu mengerti Malu akan kebiadabannya Memperkosa alamnya sendiri. Ketika sang merah putih itu tertiup angin Diatas tanah gersang yang tercemari Biarkan si rakus dari bangsa sendiri itu memahami Inilah alam yang mengandung bencana dimasa yang akan datang

***O***

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="http://lintasbatas.grou.ps/"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun