Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[MPK] Sahabat#II "Anak Istriku adalah Anak dan Istri Kalian"

12 Juni 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_113879" align="aligncenter" width="668" caption="Ilustrasi ibu dan anak sahabat (google)"][/caption]

Cerita sebelumnya

****

Lima belas tahun kemudian. Ibeng telah menunggu kedua kawannya. Ditempat yang sama ketika waktu pertamakali mereka akan mengikuti Masa Orientasi Siswa di SMP itu. Ibeng dengan Honda jazz miliknya sendiri itu telah menunggu sejak jam 06.00. Ibeng telah memiliki usaha sendiri. Dia memang berubah total dari kehidupannya yang semula.

Semenjak beberapa kali keluar masuk panti rehabilitasi narkoba dan dinyatakan sembuh. Ibeng banyak mengalami perubahan. Dia meneruskan kuliahnya dan lulus dengan hasil yang sangat memuaskan.

Perubahan itu adalah beberapa saat setelah ayahnya meninggal. Saat itu memang Ibeng masih di dalam panti. Dan kematian ayahnya itu membuat dia sangat terpukul. Sehingga dia berjanji dalam dirinya untuk melakukan perubahan.

Beberapa jam Ibeng menunggu. Namun kedua sahabatnnya tidak ada yang datang. Sehingga dia berniat untuk menelpon kembali keduanya.

“Hallo” Ibeng berkata dengan nada yang ramah.

“ya Hallo. Siapa ini”

“Saya Ibeng. Mahbub nya ada Mba?”

“Oh.. ada. dia baru saja tidur. Ada apa ya?” Suara di ujung telpon itu terdengar dengan nada yang menggoda.

“Saya teman sekolahnya dulu. Semalam kami sudah janjian untuk ketemuan di sekolah kami waktu SMP. Nah saya sudah nunggu dari tadi kok belum datang juga. Makanya saya nelpon lagi”

“Ooh gitu ya. Kayaknya mas mending datang kesini aja deh. Karena saya takut membangunkannya. Dia suka marah kalo dibangunkan”

“Ok deh kalo begitu nanti saya kesana. Terima kasih”

Setelah menutup pembicaraan dengan perempuan yang sepertinya adalah istrinya Mahbub itu, Ibeng berniat menelpon Kemal. Namun belum sempat dia menelpon sebuah sms diterima. Ketika di baca, ternyata itu adalah sms dari Kemal. Kemal meminta Ibeng untuk datang kerumahnya. Dia berkata bahwa rumahnya masih rumah yang dulu.

****

Sesampainya di halaman rumah Kemal, Ibeng disambut oleh seorang perempuan yang sangat cantik. Perempuan itu begitu anggun dan sangat sopan.

“Silahkan masuk pak. Bang Kemalnya masih mandi. Tadi berpesan jika ada tamu langsung aja masuk ke rumah”.

“Oh iya terima kasih” Ibeng berkata pendek sambil berjalan menuju ke dalam rumah. Dia melihat ke sekeliling halaman rumah. Keadannya memang banyak berubah. Namun Posisi rumah dan halaman masih seperti yang dulu. Saat dia masih sekolah di SD.

Ibeng tidak langsung masuk ke dalam rumah. Dia duduk di kursi yang ada di teras rumah sambil melihat ke sekeliling halaman. Beberapa saat dia menunggu disana hingga akhirnya Kemal datang menghampiri.

“Assalamualaikum” Ucap Kemal dari pintu rumahnya mengucapkan salam kepada Ibeng sambil tersenyum.

Ibeng melihat dengan pandangan yang sangat Heran. Dia tidak sempat menjawab Salam dari Kemal. Karena masih kaget. Perubahan Kemal yang dulu biasa terlihat galak dan urakan. Kini terlihat sangat sopan. Peci dan pakaian serba putih itu membuat Ibeng tak bisa brkata apa apa untuk bbrapa saat.

“Hey! Kok malah melotot” Kemal tersenyum dan berkata sambil menepuk bahu Ibeng.

“wa alaikum salam. I..ini Kemal kan? Wah wah wah. Aku kaget banget lho. Banyak perubahan yang terjadi sama kamu ya mal. Aku salut banget.”

“Ya mudah mudahan saja ini perubahan yang baik ya Beng. Oh iya apa kabarnya nih?”

Setelah Kemal duduk dan berkata itu. Kemudian mereka mulai mengobrol. Mereka bercerita tentang masa lalu mereka. mengenang kebersamaan dan suka cita waktu kecil. Hingga akhirnya saling bertukar pengalaman setelah mereka keluar dari SMA.

Ibeng tersenyum lebar ketika membahas ayahnya yang menyogok kepala sekolah agar bisa masuk ke SMP itu. Dan ternyata dia melakukan hal yang sama ketika memasuki SMA. Ibeng kemudian tanpa ragu menceritakan semua kisahnya yang keluar masuk panti rehabilitasi. Hingga akhirnya bisa sadar. Walaupun dirasakan terlambat karena tidak bisa menunjukkan perubahan itu kepada ayahnya yang sudah meninggal.

Berikutnya giliran Kemal. Diselingi meminum teh dan mencicipi beberapa makanan kecil yang tadi di siapkan Istrinya, Kemal mulai menceritakan perubahannya. Bahwa dia berubah total dari kehidupannya yang semula itu sejak merasa bosan. Dia merasa tidak berguna dan merasa tidak memiliki tujuan untuk hidup. Hingga akhirnya belajar ngaji di sebuah yayasan. Dan akhirnya karena ketulusan dan keseriusan dia disana. Dia di jodohkan dengan seseorang yang kini menjadi istrinya. Dia menikah sekitar 3 tahun yang lalu namun belum di karunia anak. Dia juga meminta maaf karna tidak memberitahukan pernikahannya, karena tidak tahu nomer telepon Ibeng. Dan merka baru berkomunikasi setelah melihat nama dan wajah yang ada di Facebook. Itupun baru terjadi beberapa hari yang lalu.

Kemudian Kemal bercerita tentang Mahbub. Dia terlihat sedih ketika menceritakannya, karena Mahbub justru mengalami perubahan yang sangat buruk. Mahbub yang dulu sanga sopan dan patuh pada ajaran agama, kini Justru sebaliknya. Semenjak ayahnya meninggal justru Mahbub berubah total. Dulu memang selalu dikekang oleh ayahnya, sehingga dia menjadi sangat patuh. Dan setelah ayahnya tiada, dia seakan bebas dari kurungan. Semua yang dulu tidak pernah di coba, dia lakukan.

“Sekitar 7 tahun yang lalu aku masih sering mabuk di beberapa tempat lokalisasi. Disana memang aku punya jatah. Karena aku sebagai keamanan. Dan aku sangat Heran ketika melihat Mahbub ada disana. Dia berlari menghindariku saat pertama aku memergokinya. Tapi dia tertangkap basah juga sedang main perempuan di lokalisasi yang berbeda. Sejak itu dia terbiasa jika ketemu denganku sedang mabuk dan main perempuan. Bahkan sering juga dia minum minuman keras bersamaku”

Ibeng diam terpaku. Merasa sangat heran dengan perubahan Mahbub. Kemudian dia bertanya.

“Trus sekarang gimana Mahbub? Apakah sudah insyaf?”

“Hmmm. Justru makin parah. Dia sudah punya anak-istri sekarang. Tapi kelakuannya masih sama saja. Waktu dia menikah aku juga datang. Dan ternyata yang dinikahinya adalah tetangganya. Dia menikah dengannya dalam keadaan hamil 4 bulan. Sekarang mungkin anaknya sudah masuk sekolah dasar”

Mendengar semua perkataan Kemal, Ibeng langsung menunduk. Dia sangat menyayangkan kenapa itu bisa terjadi. Karena Mahbub sejak dulu memang dikenal sebagai anak yang baik. Rupanya dia sejak dulu dia ingin merasakan kebebasan. Namun tidak bisa karena selalu di kekang oleh ayahnya.

Belum habis rasanya rasa rindu diantara keduanya. Namun Kemal berkata bahwa dia akan ada pengajian hari itu. Dan dia harus segera datang. Dan akhirnya Ibeng berpamitan untuk segera menuju ke rumah Mahbub.

Sesaat sebelum Ibeng pergi menuju ke rumah Mahbub, Kemal berkata dengan sangat serius.

“Aku minta maaf jika aku selama ini ada salah kepadamu. Dan Nanti malam atau setelah kamu pulang dari rumahnya Mahbub, kamu harus kembali ke rumahku, karena aku masih ingin mengobrol. Janji ya Beng! Kamu bisa datang.” Kemal berkata penuh keseriusan. Ibeng tersenyum sambil mengangguk. Sebagai pertanda dia bisa datang. Kemudian Kemal berkata lagi.

“Aku nitip semuanya ya Beng!”

Ibeng belum sepenuhnya mengerti dengan perkataan itu. Namun karena Kemal juga terlihat bergegas mempersiapkan barang barangnya untuk ke pengajian, maka kemal juga dengan segera beranjak menuju rumah Mahbub. Dengan alamat yang beberapa menit lalu telah di dapatkan dari Kemal.

****

Ibeng telah sampai di daerah tempat tinggal Mahbub. Disana terlihat banyak sekali kendaraan yang parkir, orang orang juga banyak yang berkerumun. Setelah mematikan mesin mobilnya, Ibeng langsung menuju ke arah kerumunan. Ada diantara mereka yang terdengar bertanya jawab oleh Ibeng.

“Siapa sih itu”

“itu yang perempuan gatel itu. Suaminya lagi tidur eh dia berselingkuh sama laki-laki lain”

“Oh ya terus gimana?”

“Ya itu dia. Yang selingkuhannya di bunuh. Karena tenyata suaminya itu pura-pura tidur aja. Tapi sempat melawan dan akhirnya sama-sama mati tuh. Sadis, ngeri ih tapi tetep aja penasaran mau liat”

“Trus itu yang di tutupin Koran itu siap?”

“Itu perempuannya. Dia juga memang di tebas lehernya. Untunglah anak mereka lagi liburan di rumah neneknya. Kalo ada… ”

Mendengar pembicaraan mereka, Ibeng langsung berlalu. Dia memang ingin segera untuk bertemu dengan Mahbub. Dan setelah beberapa rumah terlewati dari kerumunan itu dia bertanya kepada seseorang yang baru keluar dari arah kerumunan.

“Maaf pak saya mau tanya. Kalo alamat ini dimana ya pak?”Ibeng berkata sambil menunjukkan secarik kertas. Disana tertulis alamat dengan nama yang jelas di awalnya “Mahbub”.

“Bapak ini siapanya Mahbub?” orang yang ditanya itu balik bertanya sambil melihat dengan tajam k arah Ibeng.

“Saya teman sekolahnya dulu pak. Bapak tau Rumahnya Mahbub?”

“Ooh pantesan. Tuh yang dikerumunin itu Mahbub. Baru saja terjadi perkelahian disana”

Mendengar perkataan itu Ibeng langsung lemas. Namun dengan semua sisa kekuatan yang dia miliki, dia langsung berlari menuju ke arah kerumunan dan menyingkirkan dengan paksa kerumunan itu. Diakemudian membuka satu persatu mayat yang ada di sana.

Ibeng berhenti pada sosok yang berlumuran darah itu. Seorang laki-laki dengan luka menganga di perut dan lehernya. Saat dia mencoba memangkunya dia dikagetkan ringis kesakitan dari sosok yang tadi dikira sudah meninggal dunia. Dia mencoba berkata sesuatu namun begitu pelan. Hingga Ibeng mendekatkan telinganya. Barulah dia terdngar berbisik

“Aku Tiitip anakku. Jaga dia dengan baik!...” Itulah kata kata yang terakhir. Dan kemudian hembusan nafas itu keluar diiringi dengan sedikit mengejang di seluruh tubuhnya.

Ibeng berteriak memanggil nama seseorang. Dia adalah sahabat yang kini berada dalam pangkuannya. Yang telah menjadi mayat karena kehabisan darah.“Mahbub”

****

Beberapa menit kemudian. Ibeng terlihat sibuk mencoba menelpon Kemal untuk memberitahukan kejadian yang baru saja dialami sahabatnya itu. Namun tidak ada yang mengangkat.

Saat kemal hendak mencoba lagi menelpon Kemal dia baru sadar. Beberapa sms di terima sejak tadi. Dan dia sangat fokus ketika melihat sms itu ada yang di kirimkan dari Kemal.

“Aku nitip Istriku ya beng. Aku mau pergi jauh”

Saat itupun. Tanpa membuka sms yang lainnya, Ibeng langsung mecoba menelpon Kemal. Dan saat ini ada yang mengangkat.

“ Halo Mal. Ada apa sih ini? mang mau kmana?”

“……….” Tidak ada jawaban dari hanpon itu. Namun sayup terdengar suara tangis perempuan. Dan kemudian nada putus terdengar.

Dengan segera Ibeng berjalam menuju ke mobilnya. Dia hanya menoleh sejenak ke arah kerumunan di belakangnya.

Kemudian dia berlalu dari tempat itu dengan Honda Jazz nya yang berjalan perlahan. Karna di jalan itubanyak sekali orang yang berjalan menuju ke rumah Kemal.

Belum sempat Ibeng sampai di halaman rumah, dia sudah di hadang beberapa polisi. Kemudian polisi itu mendekati jendela mobilnya.

“Siang pak!” seorang polis bertanya. Ibeng tidak menjawab. Dia hanya mengangguk saja sambil mengeluarkan dompet.

“Bisa sekalian liat KTP nya juga pak?” Polisi itu berkata setelah menrima sim dan STNK Ibeng. Kemudian Ibeng menyerahkan KTP nya juga.

“Bapak mau kemana?” Polisi itu bertanya setelah melihat KTP Ibeng.

“Kesana pak ke rumah teman saya Kemal” Ibeng berkata sambil menunjuk ke sbelah kanan. Dia mengarahkan jarinya ke arah rumah Kemal yang masih terhalang beberapa rumah dari sana.

“Silahkan kepinggirkan dulu mobilnya pak!” Polisi itu berkata sambil menunjukkan tempat yang cukup untuk memarkirkan mobil.

Setelah Ibeng memarkirkan mobilnya secara pelan-pelan. Tanpa di sadari beberapa polisi telah berada di belakang mobilnya. Kemudian saat Ibeng keluar dari pintu mobil. Dua orang polisi dengan cepat mendekatinya.

“Tolong angkat tangannya pak” seorang polisi menggeledah Ibeng dan yang satunya terlihat bersiaga dengan senjata di tangan kanannya. Ibeng keheranan. Dia sedikit bemetar dengan tingkah polisi itu.

“Ada apa ini ya pak?” Ibeng berkata sambil di geledah. Polisi itu belum menjawab.

Tanpa di duga sebelumnya. Lima Polisi yang berpakaian anti peluru datang dan langsung memasuki mobilnya. Beberapa diantaranya dilengkapi dengan peralatan yang tidak di pahami oleh Ibeng. Mereka memeriksa seluruh bagian yang ada di mobil Ibeng. Dasbor dan kolong kursi serta bagasi di periksanya. Hingga ke bagian bawah mobil pun tak luput di periksa oleh mereka.

“Maaf pak! Kami mohon kerjasamanya. Bapak akan kami ajak ke kantor. Kami akan meminta keterangan tentang Abdul Asyauri alias KM atau Kemal. Karena KM terlibat Jaringan teroris dan baru saja melakukan aksi Bom bunuh diri. Untuk itu kami minta kesediannya untuk dimintai keterangan di kantor”

Setelah berkata itu kemudian Ibeng di bawa mesuk ke mobil polisi. Selanjutnya dia meninggalkan mobilnya yang masih di periksa oleh beberapa polisi berpakaian anti peluru itu. Ibeng bertanya-tanya dalam hatinya, tentang kejadian dan kberadaan sahabatnya itu. Namun dia belum bertanya semuanya. Karena polisi itu berkata bahwa semuanya akan di jelaskan di kantor saja.

Sesampainya di kantor polisi, Ibeng di bawa masuk ke ruangan interogasi. Disana telah bersiap beberapa polisi yang berada di depan meja. Beberapa kertas dokumen berada di meja itu. Ibeng kemudian di tanya segala tentang sahabatnya Kemal.

Dari sekian pertanyaan dan penyataan dari Polisi yang ada di ruangan itu. Ternyata ibeng baru mengetahui. Bahwa sahabatnya terlibat dngan jaringan teroris. Dan baru beberapa jam yang lalu Kemal melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah masjid di polres di kota itu.

Ibeng menangis disana. Karna pertemuannya tadi pagi itu adalah pertemuan yang terakhirnya. Dan rupanya isi sms Kemal yang menitipkan semuanaya itu adalah sms yang terakhir sebelum dia brangkat untuk melakukan aksinya. Ibeng tak kuasa lagi menjawab pertanyaan polisi itu. Karena dia terus menangis dengan sekian kesedihan di hatinya.

Hari itu Ibeng kehilangan dua sahabatnya sejak kecil. Kemal dan Mahbub. Dan keduanya meninggal dengan cara yang sangat mengenaskan.

****

Hari ini adalah satu tahun sejak kepergian Sahabat Ibeng, Kemal dan Mahbub. Ibeng mengunjungi makam keduanya yang dimakamkan berdampingan. Dia berpesan kepada istri dan keluarganya, jika dia meninggal lebih cepat, maka dia ingin di makamkan di samping mereka berdua.

Ibeng mengunjungi makam itu dengan satu anaknya yang kini telah berumur 7 tahun. Itu memang bukan anak dari kandungan istrinya. Anak itu adalah anak angkatnya. Kedua orang tuanya telah meninggal dengan cara yang sangat mengenaskan. Ayah anak itu adalah sahabat Ibeng sejak kecil. Mahbub.

Istri ibeng yang ikut berjiarah adalah perempuan yang sangat cantik. Dia sangat pandai mengurus suami. Ibeng menikahinya 2 bulan yang lalu. Ibeng sangat menyayanginya. Perasaan sayangnya itu hampir sama dengan rasa sayang kepada mantan suaminya. Karna istri Ibeng adalah seorang janda. Janda dari seorang laki-aki yang tewas karena melakukan aksi bom bunuh diri. Mantan suaminya adalah yang kini di jiarahi itu. Kemal.

***TAMAT***

Penulis : R-82D2 Nomor peserta: 181 NB : Dengan alasan tertntu, waktu publikasi  Prosa ini sudah lewat dari jadwal MPK. Ini hanya sebagai tanggung jawab saya terhadapa pasangan kolaborasi saya. Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini : Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun