Kalau sudah benci dan menganggap seseorang sebagai musuh, apapun bisa dianggap sebagai kesalahan. Jangankan keburukan, kebaikan seumur hidup pun gak bakal dianggap.
Mungkin kalimat itu pantas saya sematkan saat ini kepada Ganjar Pranowo. Karena memberi bantuan kepada sesama kader, Ganjar jadi korban olok-olokan. Siapa pengolok-olok itu? Ya sudah pasti lawan politiknya. Kalau bukan mereka, ya sudah bisa dipastikan pengolok-olok Ganjar adalah pendukung lawan politik Ganjar.
Saat memikirkan paragraf di atas, saya langsung teringat lagunya Iwan Fals:
Apakah selamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan?
Menjilat, menghasut, menindas
Memperkosa hak-hak sewajarnya
Maling teriak maling, Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing-kencing
Tikam dari belakang, lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam....
Jadi, mau perbuatan kita sebaik apapun, tapi di mata lawan politik akan menjadi sebaliknya. Maka tidak segan bagi politisi untuk menikam dari belakang lawan politiknya. Siapa lawan politik Ganjar saat ini? Anda sudah tahu semua.
Tidak menikam dari belakang gimana coba? Ganjar itu sedang membantu rakyatnya yang tidak mampu menggunakan dana dari Baznas, lha kok malah dicerca, dihujat dan dibully. Kalaupun dia kader PDIP, salahnya di mana? Lagi pula Ganjar juga kader PDIP, kalau Ganjar yang jadi gubernur membantu sesama kader, apa salahnya? Lagi pula momentumnya memang menjelang HUT PDIP. Apakah cuma kader PDIP yang Ganjar bantu lewat baznas? Enggak!
Kalau momentumnya HUT Kemerdekaan, maka yang Ganjar bantu adalah para veteran. Kalau momennya puasa dan menjelang lebaran, yang dibantu para guru-guru ngaji atau kiai-kiai kampung. Kalau momennya hari guru, Ganjar bantu para guru. Dan lain sebagainya. Ganjar kan pemimpin bagi semua golongan, agama, etnis, kelompok yang ada di Jawa Tengah. Termasuk juga pemimpin bagi kader-kader partai apapun yang ada di sana.
Lantas, kenapa tidak bantu kader-kader partai lain? Lho seandainya ada partai yang menyodorkan kadernya untuk dibantu, khususnya dibantu untuk direnovasi rumahnya karena tidak layak huni, pasti akan Ganjar bantu. Pertanyaannya, apakah partai lain memberi perhatian kepada kadernya? Apakah pengurus partai lain mau dibantu Ganjar yang notabene berasal dari partai yang berbeda? Kalau mau ya silakan ajukan ke Ganjar.
Ganjar itu sudah merenovasi 1,14 juta rumah tidak layak huni lho di Jawa Tengah. Itu capaian luar biasa. Bahkan saya berani menjamin, tidak satu pun gubernur di Republik ini yang bisa melampaui capaian Ganjar itu. Program DP 0 persen gak ada apa-apanya jika dibanding dengan itu.
Lantas dananya darimana? Naaah inilah yang sulit ditiru pemimpin lain. Ganjar sangat jeli melihat potensi yang bisa dioptimalkan untuk mendukung programnya. APBN, APBD Provinsi, kabupaten sampai desa. Ganjr juga melihat adanya potensi CSR BUMN, BUMD maupun perusahaan swasta sampai Baznas. Bahkan Ganjar juga berhasil meyakinkan filantropis. Dan pemanfaatan dana dari sumber-sumber itu sah, secara hukum maupun etik.
Yang bersumber Baznas misalnya. Tentu kita paham kalau Baznas itu memiliki tugas untuk mengumpulkan sekaligus menyalurkan dana zakat. Disalurkan kepada siapa? Kepada yang berhak, utamanya bagi mereka-mereka yang miskin agar terlepas dari kemiskinan. Nah karena kemiskinan ini juga menjadi fokus utama kerja pemerintah, maka Ganjar menggandeng Baznas untuk jalan bareng.
Karena ngajak jalan bareng, maka Ganjar sekuat tenaga berusaha agar dana yang diterima Baznas Jateng meningkat. Karena pada tahun pertama Ganjar menjabat, baznas Jateng cuma menerima dana sekitar Rp. 100 juta dalam satu tahun. Itu sangat berbanding jauh dari capaian tahun ini. Karena sampai Oktober kemarin saja penerimaan dananya baznas Jateng sudah mencapai Rp. 57 miliar.
Upaya yang dilakukan Ganjar supaya dana penerimaan baznas meningkat adalah mengeluarkan surat edaran agar seluruh ASN Pemprov Jateng yang muslim mengeluarkan zakat mal. Teknisnya, dari pada melakukan setoran zakat selama satu tahun, ASN Pemprov Jateng memilih mengeluarkan zakat mal setiap bulan dan dipotong langsung dari gaji sebanyak 2,5 persen.
Memang luar biasa Ganjar ini. Silakan bisa dicek, Gubernur mana yang punya inisiatif untuk melakukan hal itu? Kalau sekarang beberapa BUMN dan provinsi melakukan, itupun setelah keluar Kepres pada tahun 2021 lalu. Nah bisa kita lihat kan? Presiden saja meneladani cara yang digunakan Ganjar.
Nah, sekarang kalau ada orang atau pihak yang menyerang Ganjar karena memberikan bantuan kepada kader partai menggunakan dana baznas, lebih baik berkaca dulu deh. Kamu sudah zakat belum? Kalau cuma zakat fitrah, mending segera bertaubat. Karena sesungguhnya yang kalian hadapi, yang kalian caci bukan Ganjar. Tapi orang-orang miskin yang telah terbantu dan diangkat derajatnya oleh Ganjar. Apakah kalian gak takut terhadap doa-doa mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H