Mohon tunggu...
Ronggo Wijaya
Ronggo Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Diam bukan pilihan

Diam bukan pilihan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudahkah Anda Berzakat?

31 Desember 2022   00:07 Diperbarui: 31 Desember 2022   00:09 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumberfoto: merdeka.com

Kalau sudah benci dan menganggap seseorang sebagai musuh, apapun bisa dianggap sebagai kesalahan. Jangankan keburukan, kebaikan seumur hidup pun gak bakal dianggap.

Mungkin kalimat itu pantas saya sematkan saat ini kepada Ganjar Pranowo. Karena memberi bantuan kepada sesama kader, Ganjar jadi korban olok-olokan. Siapa pengolok-olok itu? Ya sudah pasti lawan politiknya. Kalau bukan mereka, ya sudah bisa dipastikan pengolok-olok Ganjar adalah pendukung lawan politik Ganjar.

Saat memikirkan paragraf di atas, saya langsung teringat lagunya Iwan Fals:

Apakah selamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan?
Menjilat, menghasut, menindas
Memperkosa hak-hak sewajarnya

Maling teriak maling, Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing-kencing
Tikam dari belakang, lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam....

Jadi, mau perbuatan kita sebaik apapun, tapi di mata lawan politik akan menjadi sebaliknya. Maka tidak segan bagi politisi untuk menikam dari belakang lawan politiknya. Siapa lawan politik Ganjar saat ini? Anda sudah tahu semua.

Tidak menikam dari belakang gimana coba? Ganjar itu sedang membantu rakyatnya yang tidak mampu menggunakan dana dari Baznas, lha kok malah dicerca, dihujat dan dibully. Kalaupun dia kader PDIP, salahnya di mana? Lagi pula Ganjar juga kader PDIP, kalau Ganjar yang jadi gubernur membantu sesama kader, apa salahnya? Lagi pula momentumnya memang menjelang HUT PDIP. Apakah cuma kader PDIP yang Ganjar bantu lewat baznas? Enggak!

Kalau momentumnya HUT Kemerdekaan, maka yang Ganjar bantu adalah para veteran. Kalau momennya puasa dan menjelang lebaran, yang dibantu para guru-guru ngaji atau kiai-kiai kampung. Kalau momennya hari guru, Ganjar bantu para guru. Dan lain sebagainya. Ganjar kan pemimpin bagi semua golongan, agama, etnis, kelompok yang ada di Jawa Tengah. Termasuk juga pemimpin bagi kader-kader partai apapun yang ada di sana.

Lantas, kenapa tidak bantu kader-kader partai lain? Lho seandainya ada partai yang menyodorkan kadernya untuk dibantu, khususnya dibantu untuk direnovasi rumahnya karena tidak layak huni, pasti akan Ganjar bantu. Pertanyaannya, apakah partai lain memberi perhatian kepada kadernya? Apakah pengurus partai lain mau dibantu Ganjar yang notabene berasal dari partai yang berbeda? Kalau mau ya silakan ajukan ke Ganjar.

Ganjar itu sudah merenovasi 1,14 juta rumah tidak layak huni lho di Jawa Tengah. Itu capaian luar biasa. Bahkan saya berani menjamin, tidak satu pun gubernur di Republik ini yang bisa melampaui capaian Ganjar itu. Program DP 0 persen gak ada apa-apanya jika dibanding dengan itu.

Lantas dananya darimana? Naaah inilah yang sulit ditiru pemimpin lain. Ganjar sangat jeli melihat potensi yang bisa dioptimalkan untuk mendukung programnya. APBN, APBD Provinsi, kabupaten sampai desa. Ganjr juga melihat adanya potensi CSR BUMN, BUMD maupun perusahaan swasta sampai Baznas. Bahkan Ganjar juga berhasil meyakinkan filantropis. Dan pemanfaatan dana dari sumber-sumber itu sah, secara hukum maupun etik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun