Sebetulnya saya malas mengomentari petingkah anda. Sudah banyak kritik dan hujatan yang anda terima karena sifat kekanak-kanakan anda sendiri.
Maka itu saya lebih memilih memberikan ciuman dari jauh melalui surat ini. Jadi bayangkanlah saya sedang membisikkan kata-kata penuh cinta di telinga anda. Sebab sepanjang surat ini, saya juga sudah berjanji untuk tidak menggunakan ungkapan-ungkapan negatif yang bisa melukai perasaan.
Trimedya yang baik,
Sebagai seseorang yang turut menghayati ideologi partai anda, sejujurnya saya menyayangkan sikap anda. Sudah banyak perpecahan terjadi di negara ini, sudah banyak luka yang tertimbun, dan anda ikut menyulut kegaduhan.
Mungkin anda mengira keributan ini hanya terjadi di rumah anda sendiri PDI Perjuangan. Tapi mestinya anda tahu bahwa relawan Ganjar bukan hanya datang dari kalangan partai saja, melainkan dari semua lapisan masyarakat. Siapapun pasti akan marah jika idolannya dipukuli tanpa kejelasan.
Para relawan ini bukannya fanatik buta. Mereka tidak bakal marah jika idolanya memang salah atau berbuat kekeliruan. Silakan anda kritik dan anda ingatkan jika itu yang terjadi. Tapi sayangnya, satu-satunya akar kebencian dalam diri anda adalah karena Ganjar begitu mentereng, namanya selalu unggul di survey calon presiden.
Sebagai kawan seperjuangan, mestinya anda mendukung, atau paling tidak ikut berbangga lah. Bukannya malah berusaha menimpuk. Itulah yang kemudian membuat relawan semua bereaksi.
Trimedya,
Anda tahu, ada banyak cara yang sebenarnya bisa anda gunakan untuk mengibarkan nama anda agar makin dikenal banyak orang. Sebagai wakil rakyat, anda bisa menunjukkan prestasi. Atau jika hal itu tidak anda miliki, carilah sensasi lain yang lebih keren. Misalnya anda bisa bikin lomba makan indomie terbanyak, atau membuat video motivasi soal bagaimana caranya dapat duit banyak tanpa perlu bekerja.
Itu akan lebih membanggakan, dan insyaalah bisa mengundang simpati masyarakat. Ketimbang anda nekat berusaha mati-matian menjunjung Puan dengan cara menjatuhkan Ganjar.
Bahkan yang lebih mengejutkan, anda membandingkan pasien kanker dengan suporter olahraga. Anda bilang bukan bentuk empati ketika Ganjar menggunduli rambutnya di hari kanker hanya karena Ganjar tidak melakukan hal yang sama saat Indonesia kalah di seminifinal Sea Games.
Saya kaget ucapan berbobot semacam itu bisa terlontar dari mulut politikus senior macam anda. Anda tahu, karena kepedulian dan keterlibatan tokoh publik seperti Ganjar, yayasan kanker mendapatkan donasi yang sangat besar.
Saya yakin Puan adalah negarawan sejati, dia pasti akan turut senang dan mendukung jika negara ini dipimpin oleh sosok yang benar dan bersih. Aapalagi sesama sedulur seperjuangan. Sebab semua ini muaranya untuk kepentingan rakyat. Jadi mestinya anda tidak perlu meributkan soal itu, apalagi sampai nekat menjadi bodoh.
Trimedya,
Sebagai manusia, kita semua pasti bisa luput. Kesalahan bisa dilakukan siapa saja, termasuk mereka yang berpengalaman di bidangnya. Dan kita dianjurkan untuk saling mengingatkan, saling menguatkan.
Apakah anda tidak malu dengan jalan Banteng yang selama ini anda yakini jika keributan ini masih terus terjadi? Banteng menggambarkan budaya Indonesia yang suka berkumpul, yang bangga dengan bermusyawarah.
Jika ada masalah, bukankah lebih baik dirembuk. Diobrolkan baik-baik. Pastilah akan ketemu solusinya. Bukan malah koar-koar dan menjatuhkan. Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H