Di masa pandemi ini, banyak sekolah yang harus diliburkan lalu menggantinya menjadi belajar dari rumah. Sebagaimana yang kita tahu, sistem pembelajaran secara daring/online adalah solusi yang tepat bagi siswa dan guru untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Selama belajar dari rumah, siswa harus tetap fokus dengan tujuannya belajar agar ilmu tetap sampai. Siswa juga harus tetap disiplin dalam menghadiri sesi belajar online dan mengumpulkan tugas yang diberikan secara tepat waktu. Itu semua memang kewajiban siswa sebagai pelajar, tapi ada kalanya siswa juga merasa jenuh dan stress dengan rutinitas yang repetitif.
Namun, rasa jenuh dan stress yang dialami siswa dapat dihilangkan dengan menggambar. Menggambar yang dimaksud bukanlah kegiatan menggambar di atas kertas dengan alat tulis seperti yang biasa dilakukan. Melainkan menggambar secara digital melalui aplikasi gambar yang bisa diunduh di playstore atau menggunakan fasilitas edit foto/gambar yang sudah ada di smartphone masing-masing.Â
Menggambar pareidolia awan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Skema gambar kali ini yaitu siswa dapat mengambil foto awan secara langsung dari luar rumah. Awan kumulonimbus sangat bagus untuk dipakai sebagai objek menggambar, hal ini dikarenakan awan kumulonimbus merupakan tipe awan yang berbentuk gumpalan sehingga sangat mudah untuk dicari objek apa yang sesuai dengan bentuk awan tersebut. Jika kondisi cuaca di rumah siswa sedang tidak bagus atau hal lain  yang menyebabkan jarangnya terdapat awan, siswa boleh mencari foto/gambar awan dari sumber lain seperti Google, Pinterest, dll.
Setelah siswa memotret awan, langkah selanjutnya membuat sketsa atau boleh langsung menggambar di aplikasi dihital tersebut. Saya merekomendasikan aplikasi gambar digital yang menurut saya nyaman untuk dipakai, seperti ibisPaint X, Autodesk Sketchbook, Medibang, dan Procreate bagi pengguna iPad.
Sebenarnya ada banyak aplikasi digital yang sangat bagus di smarthpone maupun laptop, namun agar lebih mudah dan praktis sebaiknya menggunakan aplikasi yang saya sebutkan di atas. Tools menggambar juga banyak macamnya sesuai dengan keinginan kita, ada tools pensil, pulpen, spidol, dan kuas untuk membuat gambar menjadi lebih maksimal.
Mungkin bagi siswa yang baru pertama kali menggambar secara digital akan merasa bingung dan asing dengan ribetnya interface pada aplikasi. Tapi saya saya yakin, siswa dapat belajar dengan cepat dan akan memahami dengan baik apalagi dibimbing orang yang sudah mengerti dengan dunia gambar digital.
Berikut adaah contoh-contoh hasil karya Siswa SMA di Cengkareng, Jakarta Barat selama kegiatan KKN COVID UNS.
Sebenarnya masih banyak karya siswa yang lain, tapi saya hanya mengirim sebagian saja sebagai contoh.
Mengembangkan kreativitas banyak macamnya, salah satu alternatif dengan menggambar digital. Selain hemat kertas, menggambar digital juga dapat mengenalkan kita pada cara baru dalam berkarya seni. Di era modern seperti sekarang ini, hampir semua orang memiliki smartphone dengan berbagai macam merk. Kita dapat memanfaatkan itu untuk berkreasi sesuka hati kita.
Hasil menggambar digital dengan tradisional juga tidak kalah bagusnya, semua itu tergantung kemampuan kita dalam menggunakannya. Bagi siswa yang merasa tidak memiliki keterampilan menggambar dan merasa minder dengan hasil karyanya karena karyanya lebih buruk dari yang lainnya. Percayalah bahwa tidak ada karya yang buruk, yang buruk adalah jika kita terus merasa minder tapi tidak mau berusaha untuk terus mengasah keterampilan.
Kegiatan ini boleh dicontoh guru-guru seni di luar sana yang mungkin merasa bingung dengan pola belajar yang itu-itu saja. Siapa tahu hal ini menjadi sebuah inovasi baru untuk dijadikan sebagai materi di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H