Mohon tunggu...
Ronauli Simatupang
Ronauli Simatupang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Frekuensi Penyadapan Serta Teknis Pemanenan Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg)

25 Juni 2022   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2022   16:47 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditi ini juga memberikan kontribusi yang signinifikan sebagai salah satu sumber pendapatan, devisa bagi negara, pendorong pertumbuhan ekonomi, serta pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati bagi sektor Perkebunan.

            Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia, Berdasarkan data Kementerian Pertanian, luas lahan perkebunan karet nasional mencapai 3,67 juta ha. Luas tersebut meningkat 72% dibanding posisi 1970 yang baru mencapai 1,81 juta ha. Hingga akhir 2019, luas lahan perkebunan karet diperkirakan mencapai 3,68 juta ha.            Sebagai informasi, karet merupakan salah satu komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, ekspor karet remah (crumb rubber) pada 2018 mencapai 2,74 juta ton dengan nilai US$ 3,83 miliar setara Rp 53,7 triliun. Nilai tersebut sekitar 2,36% dari total ekspor nonmigas Indonesia yang mencapai US$ 162,81 miliar.

            Tanaman karet memiliki banyak manfaat, selain dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia, juga memberikan hasil sampingan berupa kayu atau batang pohon karet untuk bahan bangunan dan industri  Panen, Mutu panen tanaman karet tergantung pada waktu penyadapan dan teknis penyadapan karet yang tepat

            Waktu yang baik untuk melakukan penyadapan adalah saat kondisi Turgor masih tinggi yaitu pada pagi hari tepatnya pukul 05:45, sesuai dengan waktu daerah masing-masing. penyadapan pada waktu itu mengeluarkan lateks yang lebih banyak dibandingkan dengan waktu penyadapan yang lain. Hal itu terjadi karena pada jam segitu, tekanan Turgor berada pada titik tertinggi, yaitu 10-14 atm. Tekanannya menurun seiring bertambahnya waktu.

            Frekuensi penyadapan juga dibedakan berdasarkan umur setelah dimulai penyadapan. Pada 2 tahun pertama penyadapan, sebaiknya dilakukan penyadapan sebanyak 3 hari sekali. Pada tahun setelahnya, baru bisa dilakukan penyadapan sebanyak 2 hari sekali.

            Ternyata menyadap itu tidak sembarangan atau asal-asalan dilakukan. Jika menyadap dengan cara yang salah, maka hasil yang akan didapatkan tidak akan optimal. Berikut adalah cara menyadap yang benar.

Langkah Pertama, pastikan usia tanaman karet Anda sudah matang sadap, artinya sudah layak untuk disadap. Biasanya kriteria matang sadap apabila pohon karet sudah mencapai usia lima tahun atau lebih. Kriteria lain yang cukup terpercaya untuk menentukan matang sadap pohon karet adalah dengan melihat ukuran lingkar pohonnya atau lilit batang.

Langkah kedua Mengukur lingkar batang caranya menggunakan meteran kain atau meteran lain yang lentur. Ukur lingkar batang pada titik 100 cm dari permukaan tanah, jika pada titik itu lingkar batang sudah mencapai 45 cm, maka pohon karet itu sudah matang sadap.

Selanjutnya, mulailah dengan membuat torehan yang tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal. Jika terlalu dalam akan melukai kayu atau kambium. Dan jika terlalu dangkal, berkas pembuluh lateks sedikit yang terpotong, maka getahnya hanya sedikit pula yang mengalir.

Membuat plan atau bidang sadapan kemiringannya sekitar 300 hingga 400. Tujuannya agar lateks yang mengalir lancar, yang akan meyebabkan mengeringnya lateks sebelum menetes ke wadah.

Membuat bidang sadap dilakukan dari sisi kiri atas ke kanan bawah. Sekitar setengah hingga tiga perempat lingkar batang. Pengambilan lateks dilakukan 3 jam setelah penyadapan batang karet terakhir, halini dilakukan untuk mendapatkan lateks yang maksimal dari awal penyadapan pohon pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun