Mohon tunggu...
Rona Riyya Rifqi
Rona Riyya Rifqi Mohon Tunggu... -

menuai karya dan prestasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertanyaan Ajaib Sang Anak

14 Mei 2015   08:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ayo sayang, sini maem sama mama dulu.. kok malah mainan kucing nak” wanita berumur 32 an yang berujar pada anaknya yang sedang fokus membelai lembut bulu kucing.

“ma.. kenapa sih kucing selalu makan ikan? Padahal kan mama selalu maksa adek buat makan sayur?” ia bertanya dengan polos.

Sang mama tersenyum lembut, “karena kucing tidak sama dengan kita sayang, kucing memang hanya makan ikan, dia tidak pernah makan ssayur.Sama halnya ketika adek makan nasi, bukan makan duri ikan atau tulang ayam seperti kucing.”

“nah sekarang, adek makan dulu yaa.. “ sesendok nasi ia suapkan pada anaknya yang masih berumur 4 tahun itu.

Anak itu bernama Daniel, ia anak yang cerdas karena selalu kritis bertanya pada kedua orang tuanya, pernah suatu kali Daniel ikut bersama kedua orang tuanya untuk menjenguk saudaranya yang baru saja melahirkan, beberapa saat selepas mereka pulang dari rumah sakit, Daniel bertanya dengan polos kepada orang tuanya,

“dedek bayi itu dari mana ma? Yah? Kenapa tante Sofi di jenguk saat melahirkan?” pertanyaan yang sulit dijawab ketika si penanya adalah anak sekecil Daniel. Reflek, orang tua Daniel hanya bertukar pandang, sama-sama bingung harus menjawab bagaimana, akhirnya ayah Daniel yang memutuskan untuk menjawab,

“Adek.. sayang, dedek bayinya tante Sofi itu ada karena om Farhan dan tante Sofi love each other, saling menyayangi. Nah dedek bayi dari mana? Allah yang menciptakan, sama seperti Allah menciptakan dunia dan seisinya, menciptakan hewan-hewan, manusia, dan tumbuhan.. begitu sayang” ayah menjelaskan.

Daniel mengerutkan kening, lantas segera menimpali “kalau begitu Daniel juga bisa bikin dedek ya yah? Daniel kan sayang ayah mama”

Ayah Daniel menelan ludah dengan susuah payah, “bisa bikin dedek kalo Daniel sudah menikah seperti ayah dan mama, om farhan dan tante Sofi”

Daniel sudah puas dengan jawabanya, ia mengangguk beberapa kali. Anak yang masih berumur 4-7 tahun mengalami subtahap berpikir intuitif, dimana anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan menanyakan segala hal yang sedang ia pikirkan, ide-ide sederhananya. Oleh karena itu, orangtua lumrah kebingungan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib anak-anak, seperti pertanyaan-pertanyaan Daniel, atau sederhana seperti “mengapa daun terjatuh bunda?”, “mengapa trotoar itu bergerak bunda?” (saat berkendara trotoar atau benda-benda disekitarnya seakan bergerak, hal sekecil itu akan ditanyakan oleh anak yang berpikir kritis).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun